ALKITAB

Lembaga Alkitab Indonesia selalu mendukung kebutuhan rohani anda, termasuk di dalam pembacaan Alkitab digital maupun harian. Mari bersama menumbuhkan iman kita kepada Tuhan.

Rendahkan Hati, Meski di Tengah Pergumulan

Rendahkan Hati, Meski di Tengah Pergumulan

Ayub 38:1-38 - 39:1-38,TB

Manusia secara ideal (menurut teori kebutuhan Abraham Maslow) perlu 

mendapatkan pemenuhan dalam 5 tingkatan kebutuhan manusia, yaitu: kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman dan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan ego, dan aktualisasi diri. Namun, manusia bukanlah penentu segala sesuatu dan tidak bisa mengatur jalannya realitas kehidupan sesuai dengan kemauannya sendiri. Itulah 
sebabnya, kita mengenal dinamika kehidupan yang memengaruhi kondisi keimanan  melalui beragam manis-pahit, senang-sedih, untung-rugi, gagal-berhasil, dan gumul-juang kehidupan.

Dinamika ini pun dialami oleh Ayub. 
Berdasarkan apa yang digambarkan melalui Ayub 1:1-3, tanpa melakukan pengenalan personal secara intim terhadapnya, dapat kita simpulkan bahwa segala tingkatan dalam skala kebutuhan Maslow sudah terpenuhi dalam kehidupan Ayub.  Namun, itu semua berubah drastis sejak ia mengalami pergumulan yang sangat hebat  hingga membuatnya ingin mati (lih. Ay. 3:11). Bahkan, tidak hanya itu, Ayub juga telah 
masuk dalam kondisi dimana ia merasa paling tahu tentang apa yang terbaik dan apa  yang benar di hadapan Allah Keterpurukan hidup telah membuat Ayub, sadar atau pun tidak sadar, menjadi berlaku angkuh di hadapan Allah.

Allah pun memberikan respons yang melampaui segala pengertian dan kemampuan Ayub hingga membuat ia merendahkan hati di hadapan-Nya. Allah berkata, “Apakah si pengecam hendak berbantah dengan Yang Mahakuasa? 
Hendaklah yang mencela Allah menjawab!” dan Ayub menjawab, “Sesungguhnya, aku ini terlalu hina; jawab apakah yang dapat kuberikan kepada-Mu? Mulutku kututup dengan tangan.” Ayub yang semula berlaku angkuh di hadapan Allah dengan merasa tanpa cela, berubah dengan merendahkan dirinya di hadapan Allah. Pada saat manusia berada dalam pergumulan atau menghadapi masalah, kecenderungan paling umum yang muncul dalam dirinya adalah mempertahankan diri dan memosisikan dirinya sebagai pihak yang tidak bersalah. Semua itu dilakukan agar kebutuhan-kebutuhannya dapat kembali terpenuhi. Namun, kisah Ayub dan respons Allah  telah menjadi sebuah pengingat bagi kita untuk tetap merendahkan hati di segala kondisi, termasuk di tengah pergumulan sekalipun. Hanyalah dengan kerendahan hati kita

Salam Alkitab Untuk Semua