Renungan Harian Jumat, 28 Januari 2022: Kerendahan Hati Dalam Doa
Daniel 10:12-17,TB
Beriman dan praktik doa permohonan kepada Tuhan merupakan petualangan yang penuh misteri. Apa maksudnya? Jadi begini, pernahkah anda merasa hampir menyerah atau pasrah ketika menghadapi pergumulan karena menganggap doa-doa anda tidak dijawab atau terkabul dari Tuhan? Sedangkan, ada juga situasi dimana anda merasa mendapatkan berkat atau pengalaman penuh sukacita pada saat anda tidak menyangka akan mendapatkannya? Seolah-olah, Tuhan memberikan apa yang tidak anda minta kepada-Nya. Di tengah dinamika hidup dan doa seperti itulah, kita membutuhkan landasan pemahaman iman yang memampukkan kita untuk tetap menjadikan doa sebagai praktik yang bertanggung-jawab di hadapan Allah.
Berdoa dengan bertanggung-jawab berarti tidak mengeraskan hati di hadapan Allah agar Ia bertindak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Paling tidak, Daniel memberikan kita teladan terkait hal ini. Utusan Allah yang menghampiri Daniel mengakui sikap merendahkan hati yang ia lakukan di hadapan Allah. Kerendahan hati dalam doa itulah yang menjadi peluang besar bagi Daniel untuk mengalami pembentukan Allah. Di dalam doa-doa yang sebelumnya telah ia sampaikan, secara khusus terkait pengakuan dosa dan permohonan ampun kepada Allah, Daniel membuka hati dan pikirannya untuk mendapatkan respons Tuhan atas doa-doanya. Kerendahan hati ini jugalah yang perlu kita miliki dalam menjalani praktik doa sebagai bagian kehidupan beriman kepada Allah.
Sahabat Alkitab, sebagai manusia kita tentu berharap agar segala sesuatu yang terbaik dapat terjadi dalam kehidupan. Kita pun bersedia melakukan berbagai upaya untuk mewujudkannya dan salah salah satunya adalah melalui doa. Namun, kita juga perlu menyadari bahwa doa bukanlah bentuk mutlak atau ultimatum agar Allah bertindak sesuai dengan permintaan, pikiran, dan pertimbangan kita sebagai manusia. Doa semestinya menjadi bentuk komunikasi dalam kerendahan hati karena di dalamnya terjadi interaksi dua arah antara manusia dengan Allah. Jangan biarkan, kekerasan hati dalam doa justru menjadi penghalang bagi kita untuk mengalami pertumbuhan dan sapaan dari Allah.
Salam Alkitab Untuk Semua