ALKITAB

Lembaga Alkitab Indonesia selalu mendukung kebutuhan rohani anda, termasuk di dalam pembacaan Alkitab digital maupun harian. Mari bersama menumbuhkan iman kita kepada Tuhan.

Renungan Harian Jumat, 20 Mei 2022

Renungan Harian Jumat, 20 Mei 2022

Relasi Dua Arah

Keluaran 24:1-11,TB

Sebuah perjanjian pada umumnya terjadi untuk menjaga satu atau beberapa kondisi yang akan menghasilkan keuntungan bagi kedua belah pihak. Artinya, tercipta hubungan yang mempertimbangkan untung-rugi di dalamnya yang dapat mewujud dalam berbagai bentuk. Perikop ini pun memberikan sebuah catatan mengenai momen dimulainya perjanjian hubungan antara TUHAN dengan umat Israel. Namun, apakah hubungan tersebut juga berlandaskan dengan pertimbangan untung-rugi yang perlu dipertahankan?

Sejak awal kita perlu mengklarifikasi bahwa perjanjian antara TUHAN dengan umat-Nya merupakan gerakan inisiatif TUHAN untuk merengkuh manusia ke dalam Diri-Nya. Kemudian, perjanjian tersebut bukan menjadi hubungan yang mempertahankan untung-rugi yang perlu diupayakan oleh kedua belah pihak. Di dalam berbagai narasi di Perjanjian Lama memang terkesan terjadi semacam keuntungan dan kerugian ketika umat Israel melanggar perjanjian tersebu. Namun, itu semua tidak pernah menghasilkan kerugian pada TUHAN karena sejak awal TUHAN lah yang menawarkan berkat dan jaminan bagi mereka. Perjanjian tersebut muncul sebagai wujud komitmen dan kesediaan umat Israel untuk melekatkan diri mereka kepada TUHAN. Oleh sebab itu, di dalam Keluaran 24 yang menampilkan upacara pengikatan perjanjian untuk pertama kalinya antara TUHAN dengan umat Israel terdapat sebuah respons yang penuh makna dari mereka kepada TUHAN, yaitu “Segala firman TUHAN akan kami lakukan dan akan kami dengarkan.” 

Sahabat Alkitab, hubungan antara TUHAN dengan umat-Nya terjadi dalam ikatan kesediaan dan keseriusan untuk saling merespons. Artinya, relasi tersebut idealnya terjadi dalam dua arah. Setiap kita yang mengikatkan diri untuk mengikut TUHAN tidak sedang mempertahankan keuntungan dan menghindari kerugian melalui segala ‘perjanjian’ yang kita jalin dengan TUHAN. Justru, kita sedang mengikatkan diri ke dalam sebuah relasi intim yang penuh komitmen dan kedisiplinan dalam mengikut TUHAN.