ALKITAB

Lembaga Alkitab Indonesia selalu mendukung kebutuhan rohani anda, termasuk di dalam pembacaan Alkitab digital maupun harian. Mari bersama menumbuhkan iman kita kepada Tuhan.

Renungan Harian Sabtu, 21 Mei 2022

Renungan Harian Sabtu, 21 Mei 2022

Narsis Bisa Jadi Penghalang

Keluaran 24:12-18,TB

Di tengah proses pemberian hukum dan perintah dari TUHAN, Musa menyadari bahwa ia tidak dapat meninggalkan bangsa Israel tanpa kehadiran sosok pemimpin. Itulah sebabnya, ia memanggil para tua-tua Israel dan mendelegasikan kepemimpinan kepada Harun dan Hur selama ia berada di atas gunung Sinai. Perintah yang Musa berikan pun cukup spesifik, yakni menyelesaikan perkara yang terjadi di tengah bangsa Israel. Artinya, Musa memang menyadari bahwa selama beberapa hari ke depan sangat mungkin bagi umat untuk mengalami masalah yang tidak dapat dibiarkan menunggu hingga ia kembali dari puncak gunung. Masalah-masalah itu harus segera ditangani dan diselesaikan dengan sesegera mungkin dalam cara yang tepat.

Tindakan Musa sebelum ia mendaki gunung Sinai untuk menerima loh batu dari TUHAN dapat menjadi contoh sikap seorang pemimpin yang perlu diaplikasikan dalam hidup keseharian. Ia menampilkan pentingya pendelegasian kepemimpinan demi meningkatkan efektivitas keberhasilan komunitas. Kemudian, Musa juga menampilkan sebuah model kepemimpinan yang tidak self-centered atau tidak membiarkan dirinya menjadi pusat jalannya kehidupan komunitas. 

Musa memang menjadi sosok yang sangat penting, entah secara teologis maupun politis, selama peristiwa pengembaraan bangsa Israel dari tanah Mesir. TUHAN berbicara dan bertindak melalui Musa. Meski demikian, Musa tidak membiarkan dirinya menjadi sosok pemimpin yang angkuh dan membuat bangsa Israel menjadi bergantung kepada dirinya sendiri. Ia sedang menciptakan kepemimpinan yang berbagi ruang, sebuah model kemepimpinan yang tidak terpaku pada satu sosok. Model ini pun menjadi semakin relevan dalam hidup bangsa Israel sebagai komunitas iman yang dibentuk langsung oleh TUHAN sehingga sudah selayaknya TUHAN menjadi pusat utama dalam seluruh kehidupan mereka.

Sahabat Alkitab, kiranya narasi Alkitab hari ini mendorong kita untuk membangun kerendahan hati dan kesediaan untuk memberi ruang bagi kehadiran orang lain. Kita perlu menyadari bahwa sikap narsis justru akan menghalangi efektivitas pemenuhan tanggung-jawab dan kerja di mana pun kita berkarya. Selain itu, sikap narsis juga akan semakin menghalangi pembentukan hati yang terarah kepada TUHAN. Kiranya sikap Musa ini menjadi cermin untuk kita berefleksi bahwa posisi, jabatan dan peran yang besar tidak semestinya menjadikan kita sebagai pusat segala perkara.