ALKITAB

Lembaga Alkitab Indonesia selalu mendukung kebutuhan rohani anda, termasuk di dalam pembacaan Alkitab digital maupun harian. Mari bersama menumbuhkan iman kita kepada Tuhan.

Renungan Harian Kamis, 24 November 2022

Renungan Harian Kamis, 24 November 2022

Patuh Karena Berakar Dalam Firman Tuhan

Kis. Rasul 5:26-32

 

Tingkat kepatuhan menjadi sesuatu yang tidak mutlak baik dan selalu benar. Maksudnya, tidak setiap bentuk kepatuhan dapat dibenarkan di segala situasi dan kondisi. Ada penilaian yang menjadikan sebuah tindakan patuh menjadi benar dan begitu pula sebaliknya. Misalnya, seorang bawahan yang diperintahkan oleh atasan untuk memalsukan laporan pertanggung jawaban pekerjaan demi mendapatkan keuntungan personal. Apabila, sang bawahan mematuhi perintah tersebut, maka tindakannya tersebut dapat dinilai dari dua cara pandang. Pada satu sisi, dari perspektif si atasan, tindakan si bawahan adalah hal yang benar karena tidak melawan perintahnya. Namun, pada sisi lain, dari perspektif orang yang menilai tindakan pemalsuan tersebut dari nilai benar-salah secara moralitas, tindakan si bawahan adalah hal yang salah karena telah melakukan sebuah pelanggaran tanggung jawab moral. Lantas, apa itu nilai kepatuhan yang sesungguhnya? Dan, bagaimana kita memaknai kepatuhan dalam lingkup hidup beriman?

Teks firman Tuhan yang kita baca pada hari ini telah menjadi contoh tentang perbedaan cara pandang untuk menilai kepatuhan yang dilakukan oleh para rasul. Menurut para pemuka agama Yahudi di kota Yerusalem masa itu, kepatuhan para rasul terhadap mandat Kristus untuk menjadi saksi-Nya merupakan sebuah pelanggaran yang melawan otoritas mereka sebagai pemimpin keagamaan. Namun, menurut para rasul, kepatuhan mereka adalah sebuah penyerahan diri secara penuh pada kehendak Tuhan. Meski demikian, kepatuhan para rasul tersebut bukanlah sebuah prinsip yang dibangun di atas fondasi keyakinan yang rapuh, melainkan berdasarkan seluruh pengajaran teks firman Tuhan, nubuatan para nabi, hingga penggenapan pengajaran yang telah diberikan oleh sang Guru, Yesus Kristus. Itulah mengapa, para rasul tetap memiliki keteguhan komitmen dalam mematuhi kehendak Tuhan untuk menjadi saksi-Nya, meski mereka harus menghadapi beragam penolakan maupun tekanan politis yang sangat berat.

Sahabat Alkitab, firman Tuhan yang kita renungkan pada hari ini telah mengajarkan kita tentang nilai sebuah kepatuhan di dalam hidup beriman yang hanya kita dapatkan pada saat kita berakar di dalam firman Tuhan. Kita perlu sungguh-sungguh memiliki relasi yang intim dengan Tuhan melalui setiap pembelajaran firman Tuhan, ritus peribadahan, hingga beragam upaya pemaknaan nilai-nilai kebenaran firman-Nya yang mewujud dalam tindakan-tindakan keseharian. Kepatuhan seorang umat Tuhan bukanlah sebuah prinsip yang kosong dan rapuh, melainkan sebuah keputusan sikap untuk mempertahankan diri di atas kehendak Tuhan. Namun, bagaimana mungkin kita memiliki kepatuhan tersebut, jikalau kita sendiri tidak memiliki akar yang cukup kuat untuk mengenal nilai-nilai firman-Nya dan tidak membangun relasi yang intim dengan sang Firman yang Sejati?