ALKITAB

Lembaga Alkitab Indonesia selalu mendukung kebutuhan rohani anda, termasuk di dalam pembacaan Alkitab digital maupun harian. Mari bersama menumbuhkan iman kita kepada Tuhan.

Menjadi Biasa & Sederhana

Menjadi Biasa & Sederhana

Lukas 4:1-13, BIMK

Iblis tidak melulu berwajah seram, seperti yang digambarkan oleh acara-acara ataupun media-media. Ia berganti rupa dan melebur dengan perkembangan zaman. Caranya begitu halus hingga anak-anak Allah acap tidak menyadari muslihatnya.
Jalan pintas menuju kesejahteraan, kekuasaan, dan (atau) kedudukan sering dijadikan celah untuk menjatuhkan iman anak-anak-Nya. Sangat disayangkan, tidak sedikit orang Kristen yang tejerembab di dalamnya. Contoh sederhana, kita bisa melihat perpecahan yang terjadi di gereja atau komunitas Kristen.

Terjadinya selisih paham dan haus akan kekuasaan menjadi penyebab retak atau 
hancurnya satu gereja atau komunitas. Merasa pemahaman dan prinsip yang kita 
genggam adalah satu-satunya kebenaran hingga melihat yang di luar kita sebagai 
kesalahan. Kita masih sering disilaukan dengan kesejahteraan, kekuasaan, dan (atau) kedudukan.

Ada juga fenomena dimana beberapa orang atau oknum yang menganggap dirinya 
lebih penting dari yang lain, hingga mengganggu stabilitas tim dalam melayani Allah. Fenomena-fenomena seperti ini masih menjadi pemandangan di tengah-tengah kita.

Apabila kita membaca bagian firman ini, Tuhan Yesus sangat jelas menolak penawaran yang diberikan Iblis. Ia tidak tergoda iman-Nya untuk mendukakan hati Allah. Tuhan Yesus sadar bahwa penawaran yang diberikan Ibilis hanyalah muslihatnya untuk menjatuhkan iman-Nya. Oleh sebab itu, Yesus berkata kepada Iblis bahwa “Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!”.  Yesus sangat memahami bahwa hanya Allah yang pantas disembah dan hanya kepada-Nya Ia membaktikan diri-Nya. Dengan kata lain, Yesus menyerahkan segalanya hanya untuk melayani dan menyembah Allah, bukan kepada Iblis ataupun yang lain.

Kita bisa belajar beberapa hal dari sikap Yesus, yaitu tidak apa melayani Allah dengan kesederahanaan karena Allah tidak memerlukan pribadi superior untuk melayani-Nya. Kedua, harus memiliki orientasi melayani yang hanya tertuju kepada Allah, bukan kepentingan diri/kelompok sendiri. Ketiga, hati yang taat adalah satu modal mendasar untuk hidup melayani Allah.

Tidak ada pribadi lebih penting dari yang lain. Semua sama di hadapan Allah. Allah 
akan memandang pelayanan sebagai tindak kejahatan apabila kita melakukannya tidak 
didasari oleh hati yang tulus melayani.
Jangan lagi kita berpikir untuk memiliki talenta keahlian tertentu dahulu agar bisa 
melayani Allah. Sikap hati yang murni dan taat kepada-Nya sudah menjadi modal 
untuk kita melayani Allah.

Salam Alkitab Untuk Semua