ALKITAB

Lembaga Alkitab Indonesia selalu mendukung kebutuhan rohani anda, termasuk di dalam pembacaan Alkitab digital maupun harian. Mari bersama menumbuhkan iman kita kepada Tuhan.

Allah pusat penyembahan yang Agung dan Kudus

Allah pusat penyembahan yang Agung dan Kudus

Wahyu 4:1-11,TB

Ketika orang bertanya siapakah yang kita sembah, dengan cepat semua orang akan menjawab Dia adalah Allah. Allah menjadi pusat penyembahan, pribadi yang Maha Besar yang dikenal semua mahluk ciptaan-Nya. Namun kebenaran akan keagungan atau kekudusan Allah apakah sudah benar-benar kita hayati dalam kehidupan? Yohanes memberikan gambaran keagungan Allah yang duduk pada sebuah tahta yang dikelilingi dua puluh empat pemimpin yang bermahkotakan emas.

Kilatan cahaya dan bunyi guntur sebuah gambaran akan kehadiran Allah yang berdaulat dalam kehidupan. Semua mahluk memuliakan Dia dengan menaikkan pujian, “Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah Mahakuasa” (Wahyu 4:8). Dengan gambaran ini, Yohanes ingin menunjukkan bahwa betapa besar, Maha Agung dan Mahakudus Allah di atas tahta-Nya yang tinggi.

Dalam kehidupan dan rutinitas kita seringkali keadaan membawa kita pada perasaan bahwa hidup yang kita jalani adalah sesuatu yang sudah selayaknya kita nikmati. Kondisi seperti ini menjadi “zona nyaman” yang seolah menjadi hak hidup kita. Dan pada saat kita tiba-tiba berada dalam situasi kehidupan yang memaksa kita keluar dari “zona nyaman” tersebut (sakit, musibah) maka seringkali kita mulai mencari dan mempersalahkan hal di sekeliling kita. Perasaan frustasi dan kekesalan membuat kita masuk dalam situasi yang terkadang mempersalahkan Tuhan Allah. Namun terkadang juga membuat dan membawa kita dalam perenungan diri, berinstropeksi akan ibadah yang sudah kita lakukan.

 

Ibadah adalah perbuatan atau wujud pernyataan diri bagaiman kita harus berbakti kepada Allah yang didasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya. Akan tetapi ibadah tanpa rasa ketakjuban akan keagungan Allah dan tanpa kesadaran akan kekudusan Allah adalah menjadi ibadah kosong yang membawa kita hanya dalam rutinitas. Kita senantiasa harus sadar bahwa Allah mengontrol segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan. Segala peristiwa baik suka dan duka yang kita alami merupakan wujud dari eksistensi Allah. Mengucap syukur dalam segala kondisi akan menyeimbangkan hubungan antara kita mahluk yang diciptakan dengan Sang Pencipta.

 

Oleh karenanya mari senantiasa kita beribadah dan menaikkan pujian,

“Ya Tuhan, ya Allah kami! Engkau sajalah yang layak menerima pujian, hormat dan kuasa.

 

Sebab Engkaulah pencipta segala sesuatu, dan atas kehendakMu juga segala sesuatu itu telah terjadi dan hidup.” (Wahyu 4:11)

 

Salam Alkitab Untuk Semua