53 Tahun Radio Pelita Kasih (RPK):  “Radio yang Peduli Pendidikan dan Kesehatan

53 Tahun Radio Pelita Kasih (RPK): “Radio yang Peduli Pendidikan dan Kesehatan

 

Di tengah era digital yang menghadirkan banyak hal berbeda, tidak ada pilihan lain kecuali beradaptasi dan berinovasi bagi semua pihak agar bisa tetap eksis,. RPK dalam perjalananya memiliki daya juang tersendiri sehingga tetap mampu melayani pendengarnya dengan setia.

Pembentukan RPK pertama kali dirintis oleh Pdt. Lukito Kristyo Handojo, S.Th (Alm.) pada tahun 1967 dengan nama Church Broadcasting Service atau CBS yang kemudian berubah menjadi Radio Pelita. Saat itu Pdt Lukito melayani di Gereja Kristen Indonesia Jl. Gunung Sahari IV No. 8 Jakarta Pusat. Pada tanggal 2 November 1967, Radio Pelita memulai siaran pertama kali dari ruang studio yang berukuran 2 x 3 meter yang berlokasi di belakang gedung gereja dan menggunakan pemancar yang sangat sederhana. Siaran radio waktu itu masih menggunakan frekuensi Medium Wave atau MW

Pada tahun 1973, Radio Pelita mengalami perubahan dari Medium Wave (MW) ke Audio Modulation (AM) dengan gelombang AM 1242 KHz. Perpindahan gelombang ini terjadi dikarenakan adanya sumbangan alat berupa pemancar radio dari Far East Broad Casting (FEBC) Australia. 

Pada tahun 1984, Pdt. Lukito (sebagai perintis Radio Pelita) membuat sebuah kesepakatan kerjasama dengan H. G Rorimpandey dan Soedarjo, sebagai Presiden Direktur dan Komisaris PT. Sinar Kasih. Kedua belah pihak antara Radio Pelita dan PT. Sinar Kasih sepakat untuk bekerja sama dengan kepemilikan saham sebesar 50: 50, yaitu 50% saham milik PT. Pelita Kasih dan 50% saham sisanya milik PT. Sinar Kasih. Melalui kesepakatan inilah akhirnya nama Radio Pelita berubah menjadi Radio Pelita Kasih atau RPK.

Tahun 1993, pimpinan Radio Pelita Kasih memutuskan untuk memindahkan jalur frekuensi dari gelombang radio AM ke FM. Tentu pemindahan siaran radio dari gelombang AM ke gelombang FM tidak memakan biaya operasional yang sangat sedikit. Sehingga semua sektor yang ada di dalam radio harus terus bekerja keras. 

Krisis moneter 1997 yang melanda Indonesia, juga berpengaruh terhadap pengembangan operasional radio ini. Surat akuntan publik tanggal 10 Maret 1998 menjadi titik paling klimaks yang menerangkan bahwa RPK mengalami kerugian yang besar dan disarankan untuk ditutup.

Namun pada akhirnya Radio Pelita Kasih terus berusaha mencoba bertahan dan bangkit dari goncangan krisis moneter secara perlahan namun pasti dari keterpurukan pada saat itu. Hingga pada tanggal 11-12 Mei 2002, Radio Pelita Kasih melakukan peninggian pemancar radio menjadi 120 meter dengan kekuatan 10 kw. Sehingga kualitas jaringan siaran radio menjadi lebih baik lagi. 

Pada tanggal 1 Agustus 2004, Jalur RPK berubah dari FM 96,35 MHz menjadi 96,30 MHz sesuai SK Menteri Perhubungan No. KM 27 tahun 2004. Selain melalui perangkat radio, para pendengar juga dapat mengakses siaran Radio Pelita Kasih melalui akses streaming di www. radiopelitakasih.com yang mulai diperkenalkan sejak 7 Juli 2007 dan dapat didengarkan oleh mancanegara. 

Perjalanan penuh dinamika sudah dilewati dengan sukses. Hingga memasuki usianya yang ke 53 tahun pada tahun 2020, Radio Pelita Kasih terus berbenah, merevitalisasi diri, dan mampu mengadakan serta memberikan siaran radio yang bermanfaat dan berkualitas bagi para pendengarnya. (ST).