Alkitab Terjemahan Shellabear

Alkitab Terjemahan Shellabear

 

Penyebaran Alkitab dalam bahasa Melayu secara teratur dimulai pada saat seorang petugas dari Lembaga Alkitab Inggris (BFBS) ditugaskan di Singapura pada tahun 1880. Itulah awal pelayanan Lembaga Alkitab di Semenanjung Malaka. Sementara itu, pada tahun 1890 Uskup Hose dari Gereja Anglikan di Singapura menyampaikan keluhan kepada Lembaga Alkitab Inggris karena revisi Perjanjian Baru yang disiapkan oleh Keasberry sudah sulit dipahami. Ia segera menyiapkan terjemahan Matius. Namun, yang akhirnya muncul menjadi penerjemah utama adalah William Girdlestone Shellabear.

William Shellabear dilahirkan pada tahun 1863 di Inggris. Setelah mendapat pendidikan militer, ia menjadi seorang perwira tentara Inggris yang mula-mula ditugaskan di Gosport pada tahun  1885. Di situlah ia berhubungan dengan calon-calon misionaris LMS yang dididik di kota itu. Di sana juga ia bertemu dengan calon istrinya yang membimbingnya untuk menyerahkan hidupnya kepada Kristus. Pada tahun 1886 ia ditugaskan ke Singapura sebagai komandan pasukan Melayu yang menjaga pelabuhan di sana. Karena tidak puas berbicara memakai penerjemah, ia belajar bahasa Melayu dari seorang penduduk setempat yang bernama Encik Ismail, yaitu seorang mantan murid dari Benjamin Keasberry. Dengan bantuan beberapa anggota Gereja Methodis, Shellabear mulai menerjemahkan Sepuluh Perintah Allah, Khotbah Yesus tentang Kebahagiaan yang Sejati, dan beberapa nyanyian rohani ke dalam bahasa Melayu.

Shellabear berhenti dari dinas tentara pada tahun 1890 dan mulai bekerja sebagai seorang misionaris  Metodis. Bersama Uskup Hose dan W.H. Gomes, ia ditunjuk untuk memulai menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Melayu. Terjemahan Injil Matius dicetak pada tahun 1897. Pada tahun 1899 ia mendapat tugas untuk menjadi penerjemah utama Perjanjian Baru bahasa Melayu. Untuk memperbaiki bahasa Melayunya, ia pindah ke Malaka. Yang membantu mengoreksi pekerjaannya adalah Dr. H.L.E Leuring dan Uskup Hose, dan dalam bidang bahasa Melayu Shellabear sempat berkonsultasi dengan Datuk Dalam dari Johor yang disebutnya sebagai salah seorang anak dari Munsyi Abdullah. Terjemahan Perjanjian Baru selesai tahun 1904 dan dicetak tahun 1910. Lalu Shellabear merevisi Perjanjian Lama terjemahan Klinkert yang selesai tahun 1909 dan diterbitkan dalam huruf Arab (Jawi) pada tahun 1912. Baru pada tahun 1927-1929, dicetaklah edisi huruf Latin, satu berdasarkan ejaan bahasa Inggris untuk disebarkan di Semenanjung Malaka, dan yang lain berdasarkan ejaan bahasa Belanda untuk disebarkan di Kepulauan Indonesia.

 

Saduran dari buku Mengenal Alkitab Anda (Daud H. Soesilo)