Anggur Perlambang Sukacita, Hukuman Hingga Cinta

Anggur Perlambang Sukacita, Hukuman Hingga Cinta

Cinta ibarat mata air abadi, yang selalu mengalirkan kesegaran bagi jiwa-jiwa dahaga. Bagaikan anggur nikmat, yang manis di bibir menghangatkan badan, 
tetapi tidak jarang juga memabukkan.     (Khalil Gibran)

Anggur merupakan tanaman semak lebat yang merambat dengan batang pendek dan cabang panjang. Tanaman ini keluarga Vitaceae. Buahnya biasanya dimakan langsung atau digunakan untuk membuat jus anggur, jeli, minuman anggur, minyak biji anggur dan kismis. Buah anggur juga dikenal karena mengandung banyak senyawa polifenol dan resveratol yang berperan aktif dalam berbagai metabolisme tubuh, serta mampu mencegah terbentuknya sel kanker dan berbagai penyakit lainnya. Karena buah anggur memiliki senyawa metabolit sekunder di dalam buah anggur yang berperan sebagai senyawa antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas.

Tanaman ini sudah dibudidayakan sejak tahun 4000 SM di Timur Tengah. Akan tetapi, proses pengolahan buah anggur menjadi minuman anggur baru ditemukan pada tahun 2500 SM oleh bangsa Mesir.  Hanya beberapa waktu berselang, proses pengolahan ini segera tersebar luas ke berbagai penjuru dunia, mulai dari daerah di Laut Hitam, Spanyol, Jerman, Prancis, dan Austria. Penyebaran buah ini berkembang samakin pesat dengan adanya perjalanan Colombus yang memperkenalkan tanaman ini ke berbagai belahan dunia

Di Israel dan sekitarnya minuman anggur dibuat dari buah-buah anggur yang dipetik menjelang akhir musim panas. Buah-buah ini disebarkan di tanah untuk sementara waktu, lalu diperas untuk mengeluarkan sarinya. Buah-buah anggur dikumpulkan pada Perayaan Pondok Daun (Ul. 16:13-15), yaitu perayaan tahunan untuk memperingati perjalanan bangsa Israel melalui padang gurun menuju tanah perjanjian. Perayaan ini berlangsung pada awal musim gugur. Lubang-lubang digali pada tanah bebatuan atau pada batu karang. Lubang-lubang ini dihubungkan satu sama lain berpasangan sehingga ketika anggur diperas di dalam lubang yang lebih tinggi, sari buahnya akan mengalir ke bawah, masuk ke dalam lubang yang lebih rendah letaknya.

Para pekerja memeras buah-buah anggur  dengan berjalan ke sana ke mari di atas buah-buah anggur yang ada di dalam lubang (Yes. 16:10). Sari buah anggur kemudian dikumpulkan dari dalam lubang yang lebih rendah itu ke dalam guci-guci tanah liat atau  ke dalam kantung-kantung yang terbuat dari kulit binatang. Wadah-wadah penyimpanan anggur ini harus memiliki sebuah lubang tempat keluarnya gas yang terbentuk ketika  anggur mengalami fermentasi (Ayb. 32:19). Kulit-kulit binatang yang telah menjadi tua dan kaku seringkali pecah ketika anggur baru disimpan di dalamnya.

Palestina dan Siria memproduksi anggur yang bermutu tinggi dalam jumlah besar. Bahkan sebelum mendiami tanah Kanaan, bangsa Israel telah mengetahui bahwa tanah Kanaan subur. Pada waktu Musa mengutus mata-mata untuk menyelidiki tanah itu, mereka kembali dengan membawa tandan buah anggur dalam jumlah besar sehingga harus dibawa dengan menggunakan kayu pemikul (Bil. 13:21-27). Laporan-laporan lain tentang hasil-hasil tanah Kanaan seringkali menyebut gandum, minyak zaitun dan anggur (Kej. 27:28; Ul. 7:13; 18:4; 2 Raj.18:32; Yer.31:12).

Karena di Palestina air sangat jarang, orang meminum anggur baik pada waktu makan setiap hari maupun pada perayaan-perayaan, khususnya pada pesta-pesta perkawinan (Yoh. 2:1-12). Anggur-anggur juga digunakan sebagai obat (Luk. 10:34; 1 Tim. 5:23). Umat Yahudi yang mengunjungi Bait Allah membawa anggur bersama mereka (1 Sam. 1:24)  dan meminumnya pada waktu merayakan Paskah.

Kesegaran dan manisnya anggur oleh penulis Kitab Kidung Anggur dipergunakan untuk mengungkapkan pujian dan penghargaan pengantin laki-laki kepada kekasihnya. Betapa nikmat kasihmu, dinda, pengantinku! Jauh lebih nikmat cintamu dari pada anggur, dan lebih harum bau minyakmu dari pada segala macam rempah.(Kid. 4:10). Pada bagian lain, pengantin laki-laki kembali memuji kekasihnya, dengan berkata: Kata-katamu manis bagaikan anggur!" Ya, anggur itu mengalir kepada kekasihku dengan tak putus-putusnya, melimpah ke bibir orang-orang yang sedang tidur! (Kid.7:9)

Para nabi juga memakai anggur sebagai gambaran sikap dan tindakan Allah. Nabi Yoel, misalnya, membandingkan penghukuman Allah yang akan datang terhadap orang fasik  bagaikan anggur yang diinjak-injak (Yl. 3:13). Namun, ia juga mengatakan anggur adalah salah satu berkat yang akan Allah berikan kepada bangsa Israel (Yl. 3:18).

Di dalam Perjanjian Baru, anggur menjadi simbol darah Yesus, yang ditumpahkan ketika Ia mati untuk menyelamatkan manusia dari dosa-dosa mereka (Mrk. 14:23-25).  Anggur melambangkan cinta Allah yang  yang demikian besar kepada umat manusia, sehingga ia rela Anak-Nya yang tunggal menjadi tebusan dosa. Yesus membandingkan  kehidupan baru yang Ia bawa dengan anggur baru yang disimpan dalam kantung-kantung yang baru (Mat. 19:7). Tuhan Yesus sendiri menyatakan dirinya sebagai Pokok Anggur yang benar (Yoh. 15:1). Penulis Kitab Wahyu memakai gambaran buah-buah anggur yang dilemparkan ke dalam sebuah lubang untuk menggambarkan bagaimana Allah akan menghakimi orang-orang fasik (Why. 14:19-20).