Berkata Perlu Rem Darurat

Berkata Perlu Rem Darurat

Sapaan LAI

Semua berawal dari kata-kata. "Wong kuwi sing dicekel ilate", kata orang-orang tua di Jawa yang sering saya dengar. "Orang itu yang dipegang kata-katanya." Artinya kira-kira harkat dan harga diri seseorang terletak pada kata-kata yang diucapkannya.

Kata-kata juga sangat berkuasa. Ada penggalan ceritera tentang Presiden Soekarno yang hadir pada suatu sidang yang membutuhkan dukungan dari banyak utusan negara lain.

Pada saat semua peserta sudah duduk di tempat masing-masing, Bung Karno menyambangi satu persatu peserta sidang yang dia nilai akan menolak gagasannya, dan membisikkan sesuatu kepada mereka. Semua peserta yang dia sambangi selalu menganggukkan kepala.

Akibat dari anggukan kepala tersebut membuat peserta sidang yang sudah memihak Bung Karno semakin mantap kebepihakannya, dan yang masih ragu-ragu menjadi condong mendukung Bung Karno.

Pada saat Bung Karno menyampaikan pidatonya, mayoritas peserta sidang menyatakan setuju dan mendukung gagasan Bung Karno.

Saat ditanya wartawan apa yang dibisikkan Bung Karno kepada peserta yang berpotensi menolak gagasannya, sambil tersenyum dia menjawab: "Saya bisikkan kepada mereka: kita atur waktu makan malam bersama sambil bicara santai, ya." Tentulah sulit untuk tidak mengangguk ajakan ini. Dan dampaknya ada kesan dukungan yang sangat luas.

Sekarang, di zaman media sosial ini, semua orang memiliki potensi untuk berbicara sangat bebas. Bisa melalui tulisan, gambar, dan atau melalui video. Apa yang disampaikan melalui media sosial bisa mempengaruhi harkat dan harga dirinya. Dan juga bisa membawa pengaruh positif yang besar.

Semua program LAI, sebelum dipublikasikan selalu melalui diskusi dan pematangan ide secara Tim. "Rem darurat"nya adalah diskusi di dalam Tim. Hal ini penting agar setiap berita dari LAI sudah melalui "saringan" terlebih dahulu.

Sesuai dengan visi LAI 2035: "Firman Allah Menjangkau Semua Generasi", maka program-program LAI selalu dalam rangka untuk mewujudkan visi tersebut. Firman Allah yang adalah Kabar Baik, selalu diupayakan disampaikan dengan cara-cara yang baik pula. Itulah mengapa "rem darurat" sangat perlu difungsikan agar Kabar Baik selalu membawa damai sejahtera.

Salam Alkitab untuk Semua

 

Dr. Sigit Triyono