Bersatu Hati Lewat Tangan-tangan Yang Menopang

Bersatu Hati Lewat Tangan-tangan Yang Menopang

Sejak berdiri pada 1954, Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) senantiasa berusaha mengembangkan kemitraan dengan gereja-gereja dan masyarakat kristiani di Indonesia. Untuk meningkatkan partisipasi gereja dan masyarakat kristiani, pada pertengahan dekade 1960-an,  Badan Pengurus LAI membentuk Bagian Kontak Gereja dan Masyarakat dengan tiga tugas utama, yaitu: memberi informasi tentang kegiatan dan pelayanan LAI, memberi bantuan kepada para pembaca Alkitab tentang bagaimana cara menggunakan Alkitab, dan yang ketiga mengajak serta memberikan kesempatan gereja dan masyarakat untuk ikut serta mendukung kegiatan LAI melalui doa, daya, dan dana. 

Berbagai kegiatan dilakukan untuk mengumpulkan dukungan dari masyarakat, baik untuk pembiayaan kegiatan LAI secara umum maupun pengumpulan dana untuk kegiatan tertentu, misalnya: proyek-proyek penerjemahan atau penyebaran Alkitab. Salah satu cara pengumpulan dana yang sudah berlangsung sejak era 1960-an adalah program Sahabat Alkitab (SA). 

Pada awal dekade 1990-an, Departemen Gereja dan Masyarakat sudah mulai memperkenalkan berbagai program penggalangan dukungan yang baru, seperti: Satu Dalam Kasih (SDK) dan Tangan-tangan yang Menopang (TTYM). Program Satu Dalam Kasih, bermula dari surat-surat yang datang dari para hamba Tuhan dan warga jemaat yang tinggal di pelosok-pelosok Nusantara dan tidak memiliki Alkitab karena ketidakmampuan mereka. Dalam suratnya mereka rindu memiliki Alkitab, dan berharap LAI dapat memberikan bantuan Alkitab cuma-cuma. LAI menjawabnya dengan menggalang dukungan gereja dan masyarakat melalui program Satu Dalam Kasih. Semula yang terlibat hanya gereja-gereja yang berada di Jakarta dan sekitarnya, tetapi kemudian meluas hingga ke Cirebon, Bandung, Surabaya, Makassar dan terus menyebar ke seluruh Indonesia.  Awalnya pada 1990-an LAI menyebarkan 2500 Alkitab untuk 2500 jiwa. Tahun ini sudah jauh meningkat menjadi 150.000 Alkitab untuk 150.000 jiwa. 

Selain SA dan SDK, LAI juga menggalang dukungan lewat Kepanitiaan Tangan-tangan Yang Menopang (TTYM). Program TTYM awalnya dirancang untuk mengumpulkan dana yang akan digunakan untuk membantu penerjemahan dan penerbitan perdana Alkitab dan bagian-bagian Alkitab dalam bahasa-bahasa daerah di Nusantara. Panitia TTYM sebagian besar merupakan anggota-anggota KKPD (Kelompok Kerja Penggalangan Dukungan)  yaitu sukarelawan-sukarelawan dari berbagai denominasi gereja, dari berbagai latar belakang budaya, yang membantu LAI dalam menggalang dukungan untuk pelayanan LAI. Hebatnya, banyak dari mereka merupakan ibu-ibu yang sudah berusia lanjut, namun memiliki semangat tinggi untuk melayani Tuhan. 

Penerjemahan Alkitab yang membutuhkan waktu panjang memerlukan dana yang tidak sedikit. Begitu pula penerbitan atau pencetakan Alkitab perdana dalam bahasa daerah. Karena itu, Panitia TTYM melakukan usaha penggalangan dana melalui berbagai kegiatan antara lain: menyebarkan proposal, mengadakan malam dana (gala dinner), konser musik, pagelaran sendratari, drama musikal, hingga turnamen golf. 

Sekarang ini kegiatan  TTYM bukan hanya untuk mendukung pendanaan penerjemahan dan penerbitan perdana Alkitab dalam bahasa daerah. Tahun 2018, Panitia TTYM di Jakarta menggalang dukungan untuk terselenggaranya Program Pembaca Baru Alkitab (PBA) di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Program PBA adalah program pemberantasan buta aksara yang berbasiskan Alkitab. Saat ini Program PBA tersebut sudah berjalan dan diharapkan akhir ini bisa selesai dilaksanakan. 

Pada Selasa 23 Juli 2019 yang lalu, telah terbentuk kepanitiaan Tangan-tangan Yang Menopang (TTYM) 2019. Panitia yang terdiri dari sekitar 20 orang tersebut, memilih Ibu Ivone Wowuruntu sebagai Ketua Panitia TTYM 2019. Fokus Panitia TTYM pada tahun ini adalah menggalang dukungan untuk Pengadaan Kabar Baik untuk Anak (KBUA). Buku KBUA merupakan suatu terjemahan Alkitab yang diperuntukkan bagi anak-anak yang berumur 9-12 tahun. Arti teks Alkitab diungkapkan dalam bahasa yang wajar dan mudah dipahami anak-anak. KBUA dilengkapi berbagai ilustrasi yang menarik juga peta yang memandu anak-anak dan memberi gambaran tentang kebudayaan dan keadaan geografi dunia Alkitab. KBUA diterbitkan LAI dengan tujuan agar anak-anak dapat membaca teks Alkitab dalam suatu terjemahan yang mudah mereka pahami. Melalui KBUA anak-anak diajak menyukai cerita-cerita dalam Kitab Suci dan belajar untuk hidup sesuai tuntunan Tuhan. 

Di berbagai pelosok Nusantara, banyak anak-anak Tuhan yang masih kesulitan memperoleh bahan bacaan bermutu yang sesuai dengan usianya. Sebabnya beragam, ada yang karena faktor ekonomi, dan ada pula yang karena faktor geografi. Tuhan Yesus mengasihi mereka sama seperti mengasihi kita. Kita bisa mendukung mereka dengan mendukung penyediaan Kabar Baik untuk Anak di berbagai pelosok Nusantara. Lewat bacaan ini, anak-anak Tuhan di pelosok dapat belajar mengenal pencipta-Nya sejak dini dan belajar hidup menurut jalan yang dikehendaki-Nya. 

Yesus begitu mencintai anak-anak. Ia begitu peduli dengan kelangsungan hidup dan keselematan mereka. Bagaimana dengan kita?