Bijak Dalam Menggunakan Media Sosial

Bijak Dalam Menggunakan Media Sosial

Media  sosial  memberikan  para pengguna untuk mengekspresikan dirinya, sikapnya,  pandangan  hidupnya, pendapatnya,  atau  mungkin  sekadar menumpahkan  keluh-kesahnya.  Pertanyaannya  apakah  media sosial  akan digunakan  secara  positif  atau negative?

Hasil survei Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel; 2019) mengungkapkan bahwa masyarakat menerima hoaks setiap hari lebih dari satu kali yang berasal dari media sosial, seperti: Facebook, Twitter, Instagram & Path, yakni sebesar 87,50%. Kemudian diikuti dengan aplikasi chatting, seperti Whatsapp, Line, Telegram, sebesar 67,00% dan sebesar 28,20% berasal dari situs web.

Pemerintah melihat fenomena hoaks di Indonesia sudah dalam tahap yang mengkhawatirkan, karena berita hoaks yang disebarkan dapat menimbulkan keraguan terhadap informasi yang diterima dan membingungkan masyarakat. Survei Mastel; 2019 menyebut isu sosial politik menempati peringkat pertama berita hoaks yang sering diterima masyarakat, yakni sebesar 93,20%. Kemudian diikuti dengan isu SARA sebesar 76,20% dan isu-isu Pemerintahan sebesar 61,70%. Jika dilihat dari konten isunya, berita hoaks telah menjadi masalah nasional antara lain perpecahan, instabilitas politik dan gangguan keamanan yang berpotensi menghambat pembangunan nasional.

Presiden Joko Widodo saat menghadiri peringatan Hari Pers Nasional 2017 di kota Ambon menyatakan bahwa hoaks merupakan bagian dari era keterbukaan yang harus dihadapi. Presiden meminta seluruh pihak menghentikan penyebaran hoaks dan fitnah yang dapat memecah bangsa, terutama yang beredar melalui media sosial.  Untuk membendung gempuran berita hoaks, maka literasi digital menjadi salah satu upaya untuk melawan keganasan pengaruh negatif informasi hoaks dalam masyarakat. Mari bersama melawan hoaks.