Cinta Menumbuhkan Kolaborasi

Cinta Menumbuhkan Kolaborasi

 

Sahabat Alkitab yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus.

Keberlangsungan kehidupan sangat bergantung dari karya kolaborasi. Ambil contoh mulai dari sebuah rumah tangga, karena kolaborasi maka ada kelahiran baru dan muncullah generasi baru. 

Karya-karya besar Allah Bapa, dalam persekutuan dengan Allah Putera dan Allah Roh Kudus juga suatu kolaborasi yang berlangsung terus tak berkesudahan dalam memelihara seluruh ciptaanNya.

Dasar yang begitu kokoh dari kolaborasi-kolaborasi di atas adalah cinta. Cinta kepada pihak lain, terbukti mampu melahirkan kolaborasi yang memiliki dampak sangat positif.

Dalam situasi dunia yang semakin cepat berubah, tak dapat diprediksi dengan pasti, serba kompleks dan ambigu, kolaborasi menjadi keniscayaan. Dengan kolaborasi akan menumbuhkan kekuatan yang signifikan karena terjadi sinergitas berbagai talenta.

Kolaborasi yang sesungguhnya suatu realitas yang sudah berlangsung berabad-abad lalu, saat ini dimana dunia menghadapi pandemi Covid-19, menjadi sangat kuat relevansinya. Tanpa kolaborasi mana mungkin pengendalian pandemi Covid-19 dapat berjalan efektif. Tanpa kolaborasi mana mungkin pemulihan ekonomi bisa berlangsung baik.

Seluruh negara, berbagai lembaga, keluarga, dan sampai setiap individu, tidak mungkin mampu eksis tanpa kolaborasi. Kolaborasi bisa didorong oleh kepentingan yang sama dan saling bertemu. Akan terjadi sinergitas selama masih ada kepentingan yang sama.

Kepentingan yang sama yang sangat luhur dan mulia adalah cinta. Dengan cinta maka bisa saling mengisi, memperlengkapi, mengingatkan, mengusulkan, dan memberi dengan sukacita. 

Karena cinta maka tidak penting soal hitung menghitung untung atau rugi. Karena cinta, maka akan tumbuh dengan sendirinya saling memberi keuntungan. Karena cinta, fokus perhatian bukan "dari luar ke dalam", tetapi "dari dalam diri keluar ke pihak lain".

Persoalan besar adalah: cinta harus ditumbuhkan, dipelihara, dipupuk, dan dijaga agar tetap konsisten serta eksis keberadaannya. Hal ini tidaklah mudah mengingat cinta adalah kata kerja bukan kata benda yang statis. Cinta membutuhkan energi yang terus-menerus agar dapat terus memancar keluar.

Lembaga Alkitab Indonesia yang amat sangat membutuhkan kolaborasi, menyadari sumber cinta adalah Tuhan Allah yang sudah tertulis di dalam Alkitab. Dengan cinta dari Allah maka energi itu tidak akan pernah habis.

Cinta yang datang dari Allah sungguh nyata dalam bentuk pemeliharaan di dunia yang hiruk-pikuk dan centang-perenang. LAI sungguh merasakan di hari-hari yang sulit dan penuh tantangan, apalagi di masa pandemi Covid-19.

Dengan cinta Allah itulah LAI mampu mencintai umat Tuhan, sehingga memiliki energi untuk berupaya terus hadir setiap hari melalui berbagai saluran media. Cinta ini juga yang pada akhirnya melahirkan kolaborasi-kolaborasi dengan semua Mitra LAI baik personal, maupun lembaga, di dalam negeri maupun luar negeri.

Salam Alkitab untuk Semua.

 

Dr. Sigit Triyono