Dari Gelap Terbitlah Terang

Dari Gelap Terbitlah Terang

 

Kalimat dari gelap terbitlah terang, nampaknya sangat melekat dalam sejarah penyelamatan manusia. Perjuangan Tuhan membebaskan umat-Nya dari belenggu penindasan bangsa lain merupakan bukti bahwa Tuhan ingin membawa umat-Nya keluar dari kegelapan menuju terang. Lalu tampillah sosok Musa di tengah bangsa Israel yang berjuang untuk membawa umat Tuhan dari Mesir menuju Kanaan. 

Sejarah pembebasan dari kegelapan menuju terang itu masih terus berlanjut. Kegelapan yang dulu menguasai umat Israel di Mesir, kini berkembang menjadi kegelapan yang menguasai hidup manusia karena dosa yang diperbuatnya sendiri. Dosa dan pelanggaran atas perjanjian dengan Allah membuat manusia tidak hanya menindas dan menjerumuskan dirinya sendiri tetapi juga menindas dan menjerumuskan sesamanya ke dalam kegelapan hidup. Maka, Allah mengutus Yesus Kristus di tengah umat manusia, disalibkan, mati, dan dikuburkan turun ke dalam kerajaan maut. Dia turun ke dunia yang paling gelap, untuk membawa manusia kembali kepada terang Allah melalui Kebangkitan-Nya. Akhirnya, melalui Kristus kita dibebaskan, dari gelap terbitlah terang.

Perjuangan membawa terang kepada orang-orang yang terbelenggu dalam kegelapan hidup masih belum selesai. Kebodohan dan ketidaktahuan rakyat Indonesia menjadikan bangsa ini terjajah oleh bangsa lain. Dari sana bangkitlah pejuang dan para tokoh yang dapat kita saksikan keterlibatannya dalam sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia. Salah satu dari sekian banyak pejuang itu adalah Kartini. 

Kartini memang tidak berjuang dengan angkat senjata di medan perang. Perjuangannya adalah melawan kegelisahan dalam batinnya, tatkala ia menyaksikan rakyatnya terbelenggu dalam ketidaktahuan mereka. Untuk menolong kaumnya, Kartini menggunakan strategi perang melalui narasi. Dia berperang bukan memakai senjata, dia berperang dengan kertas dan pena. Kartini memulai perjuangannya dengan cara menulis, membaca, berkorespondensi dan berdiskusi dengan teman-temannya. Melalui cara itu, Kartini menemukan terang. Terang yang kemudian ia tularkan kepada kaumnya dan membebaskan mereka dari kegelapan. 

Dan saat ini, di tengah situasi yang melanda bangsa Indonesia dan bangsa-bangsa lain dengan adanya wabah Covid 19, kitapun dituntut untuk terus berjuang melawan kegelapan, yaitu kecemasan, ketakutan dan keputusasaan. Sebagai umat Allah, tugas kita saat ini adalah meneruskan perjuangan untuk membawa semua orang yang terbelenggu dalam kegelapan menuju terang Allah, yaitu pembebasan dari kecemasan, ketakutan dan keputusasaan. Melalui Firman Tuhan dalam Yesaya 60:1-3, kita diingatkan pada tugas kita untuk bangkit dan menjadi terang bagi sesama kita. Dengan menebarkan kebaikan, pengharapan dan pengenalan akan Firman Tuhan, sama artinya dengan kita berjuang membawa saudara-saudara kita keluar dari kegelapan menuju terang Allah. Jangan biarkan saudara-saudara kita terbelenggu dalam kegelapan, “Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu.” (Yes. 60:1).