Dunia Ada Di Tanganmu

Dunia Ada Di Tanganmu

Sapaan LAI

Periode 1982-1989 saat saya menjalani kuliah S1 di Yogyakarta sungguh suatu masa di mana saya seolah memiliki "dunia". Betapa tidak, pada saat itu saya menjadi mahasiswa aktivis yang terlibat menjadi pengurus di setidaknya tujuh organisasi.

Saya aktif sebagai pengurus (1) Persekutuan Mahasiswa Kristen, (2) Pengurus Pemuda Gereja, (3) Pengurus Kelompok Pemahaman Alkitab antar Gereja, (4) Anggota dan Badan Pengurus Cabang GMKI Yogyakarta, (5) Konvokator Kelompok Diskusi "Maskot", (6) Pendiri dan Pemimpin redaksi Majalah Mahasiswa Kristen "Saksi", (7) Instruktur dan Fasilitator "Kelompok Ilmiah Remaja" Yogyakarta.

Saat itu hampir tiada hari tanpa urusan organisasi. Saya memiliki banyak jaringan dan sudah merasa memiliki "kekuasaan" dan "popularitas" di lingkungan aktivis mahasiswa. Hal ini membuat saya tidak berambisi cepat lulus kuliah, dan akibatnya kuliah S1 saya lulus paling belakang.

Bila saya berefleksi atas perjalanan tujuh tahun lebih di Yogyakarta, maka sesungguhnya telah banyak yang saya dapatkan melalui berbagai aktivitas pada saat itu. Mayoritas aktivitas saya di organisasi adalah bentuk konkret kepedulian kepada sesama.

Meski kemampuan finansial serba terbatas, sebagai anak perantau yang sering mengalami keterlambatan kiriman dari orang tua, namun tidak menghambat untuk berbuat sesuatu sebagai ekspresi belarasa kepada sesama.

Dengan jejaring yang ada, kreativitas dan "berani nekad", seringkali ada saja jalan untuk dapat melakukan program-program berbagi serta memberikan bantuan bagi orang yang membutuhkan.

Manakala "dunia" (profesi, organisasi, jejaring) berada di tangan kita, disitu ada peluang untuk mengusahakan berbagai kebaikan dan belarasa sebagai ekspresi ungkapan syukur atas berkat dan karunia Tuhan.

Program-program yang diselenggarakan LAI dengan melibatkan dan menampilkan berbagai tokoh yang sedang memegang "dunia"nya, kiranya dapat menginspirasi berbagai pihak untuk melakukan hal-hal baik dan belarasa bagi kemuliaan namaNya.

Tentulah semua berbasis Alkitab. "Kasihilah Allah dan kasihilah sesama" menjadi dasar utama untuk menjalankan segala inisiatif serta program LAI. Solusi berbasis Alkitab dari segala.pergumulan, tantangan, keresahan, ketakutan, kekhawatiran, kegalauan, stress dan mungkin depresi adalah fokus bagi program dan produk LAI.

Dengan Dunia Ada di Tangan Kita, maka kita semua diingatkan untuk selalu menghadirkan kebaikan, belarasa, dan damai sejahtera dengan selalu bersandar kepada Tuhan sang pemilik kehidupan.

Salam Alkitab untuk Semua.

Dr. Sigit Triyono