Jamnas Online 2020: Oase di Tengah Pandemi

Jamnas Online 2020: Oase di Tengah Pandemi

 

Pagi itu saat kedua anak kami menyanyi, bertepuk dan menari mengikuti gerakan Mary Jones dan Kak Meidy Harimisa, kepala-kepala mungil melongok dari jendela. Kemudian lenyap. Tak lama kemudian sosok mereka sudah berdesakan di pintu masuk rumah kami. Mereka anak-anak tetangga, di sekitar tempat tinggal kami di Bogor. Rupanya mereka juga ingin seperti anak-anak kami, bergabung dan mengikuti Jambore Anak Nasional Online 2020 yang diselenggarakan oleh LAI. Jadilah ruang tamu menjadi tempat rame-rame menonton Jamnas Online 2020. 

Pandemi Covid-19 menyebabkan banyak anak beberapa bulan terakhir belajar mandiri dari rumah. Demikian pula dalam peribadahan. Banyak dari kita sudah  begitu lama tidak menginjak gedung gereja. Anak-anak kami begitu sering menanyakan, kapan bisa ber-Sekolah Minggu lagi? Mereka sudah rindu berkumpul, bermain dan belajar bersama teman-temannya. 

Maka, penyelenggaraan Jamnas Online 2020 pada 6-8 Juli yang lalu semacam oase menyegarkan bagi anak-anak Sekolah Minggu. Jambore Anak Nasional adalah agenda tahunan LAI. Acaranya biasanya diselenggarakan bersamaan liburan panjang sekolah. Karena situasi pandemi tidak memungkinkan digelarnya perkemahan raya seperti tahun-tahun sebelumnya, Jambore Anak Nasional 2020 diselenggarakan secara daring menggunakan aplikasi Zoom. Anak-anak mengikuti pembelajaran, tugas-tugas dan tantangan dari tempat tinggalnya masing-masing. 

Lewat Jamnas Online 2020 yang mengangkat tema “Kreatif dengan Firman Tuhan”, Lembaga Alkitab Indonesia mencoba menanamkan sedini mungkin kecintaan anak-anak pada firman Tuhan dan memperkenalkan visi misi LAI kepada anak-anak Sekolah Minggu dari berbagai gereja. Dari daerah yang mudah sinyal hingga di pelosok yang susah mendapatkan sinyal internet. Jamnas menjadi sarana temu nasional, berbagi pengalaman, talenta dan kreativitas bagi anak-anak. 

Tidak disangka 851 anak mendaftar diri untuk mengikuti acara ini. Mereka berasal dari ujung barat Pulau Sumatera hingga Papua di ujung timur Nusantara. Dalam kenyataannya yang ikut jauh lebih banyak dari jumlah tersebut. Seperti yang terjadi di rumah kami, satu smartphone atau computer personal dapat dilihat oleh lebih dari satu anak.  Bahkan ada yang sampai belasan anak Sekolah Minggu berkumpul di depan sebuah layar laptop.  

Selain materi pembelajaran yang dikemas ringan dan kreatif, selama tiga hari ada beragam aktivitas dan tantangan yang diberikan panitia kepada peserta. Antara lain foto selfie dengan Alkitab, membuat video klip yang menunjukkan hobi dan talenta para peserta dan membuat meme tentang Jamnas.

Anak-anak begitu antusias mengikuti semua rangkaian kegiatan. Satu jam sebelum acara dimulai mereka sudah masuk di waiting room atau menghubungi LAI menanyakan kapan acara dimulai. Perjuangan dan semangat mereka sudah terlihat sejak mengikuti uji coba via ZOOM dua hari sebelum acara dimulai. Walaupun terkendala dengan kondisi geografis dan ekonomi yang tidak memungkinkan mereka memiliki komputer / handphone dan jaringan internet yang kurang baik, mereka dengan penuh semangat menunggu acara Jambore tiba.

Pdt. Sofyan Salma, dari Halmahera Selatan menceritakan pengalamannya: 

“Minggu, 5 Juli 2020 menjelang uji coba Online ZOOM, kami mencari jaringan Internet di tiga titik lokasi (Desa Sarau, Desa Bataka dan Desa Adu) yang terdapat jaringan Internet. Namun, hingga pukul 21:00 WIT kami tidak mendapat jaringan yang bagus. Akhirnya kami pulang ke rumah. Namun anak-anak tidak kecewa dan tetap antusias untuk menunggu Jambore Anak Nasional.” 

“Pada hari kedua, saya putuskan untuk harus membawa anak-anak ke Ibu Kota Kabupaten Halmahera Barat (Jailolo), yang memiliki sinyal Internet lebih kuat. Selama dua hari kami berada di Jailolo untuk mengikuti seluruh rangkaian acara sampai selesai.” 

Pada akhir program kami menerima berbagai ucapan terima kasih dan penghargaan dari para orang tua peserta, pendeta, penatua yang memandang penyelenggaraan Jamnas Online 2020 sangat positif dan memohon LAI untuk sering membuat acara serupa. Salah satu ucapan datang dari Pdt. Retni Mulyani dari Gereja Kalimantan Evangelis (GKE):

Jambore Nasional  Anak Indonesia Lembaga Alkitab Indonesia sebuah kegiatan online yang baik bagi Anak-anak dalam membangun kedisiplinan waktu dan kreatifitas inovatif yg berbasis online.  Selain itu mencerahkan wawasan anak-anak tentang Pengetahuan tentang Alkitab dan asal usul Alkitab. Terimakasih tim Jamnas LAI yang telah menjadi berkat bagi anak kami Youreal Jeecoliah Luansa.  Tahun depan mohon diadakan lagi secara online ya, Kakak-kakak. Supaya acara tersebut bisa dinikmati oleh anak-anak Indonesia dari berbagai pulau.

Tercatat lebih dari 80% peserta aktif mengikuti seluruh rangkaian acara sampai selesai. Meskipun perjuangan anak-anak Sekolah Minggu di berbagai daerah untuk mendapatkan sinyal internet jelas tidak sama. Hal ini menguatkan LAI untuk meneruskan program ini tahun depan, tentunya dengan persiapan yang lebih baik dan kegiatan yang tak kalah menarik. Patut disyukuri melalui penyelenggaraan Jamnas Online 2020 ini terkumpul sejumlah donasi untuk membiayai pengadaan 1250 Alkitab untuk dibagikan ke anak-anak di wilayah terpencil khususnya di Amfoang, Nusa Tenggara Timur. 

Bagi saya pribadi, selaku orang tua anak-anak peserta Jamnas, kini boleh berbangga hati. Semenjak Jamnas selesai anak-anak lebih tekun berdoa dan membaca Alkitabnya masing-masing. Yang lebih menyenangkan mereka sekarang merapikan tempat tidurnya dan mencuci piringnya sendiri selepas makan. Semua dikerjakan tanpa paksaan. Kata mereka, Jamnas mengajarkan kepada mereka untuk menyayangi orang tua dengan melakukan hal-hal yang sederhana. Kreatif dengan firman Tuhan memang tidak harus melalui hal-hal yang wow….Bisa dimulai dari yang paling sederhana di rumah masing-masing. Setuju bukan?