KEMAH SUCI

KEMAH SUCI

 

Kemah Suci adalah tempat pertama di mana bangsa Israel beribadah sebagai bangsa, berbentuk empat persegi panjang dan memiliki ukuran sekitar 13,7 m x 4,5 m x 4,5 m. Kemah Suci terbuat dari 10 helai tenda lenan berwarna ungu tua, kain ungu muda dan kain kirmizi (Kel. 26:1; Kel. 36:8). Hal ini menandakan bagaimana Allah berdiam di antara mereka yang menjadi tempat khusus untuk beribadah dan melakukan pengurbanan dalam perjalanan mereka dari Gunung Sinai ke Tanah Perjanjian. Kemah Suci yang berarti tempat kudus dapat dibawa-bawa dan merupakan tempat Allah bersemayam di tengah-tengah bangsa Israel di padang gurun. Kemah Suci masih tetap dipakai cukup lama sesudah bangsa Israel memasuki dan menetap di Tanah Kanaan. Pada zaman hakim-hakim, Kemah Suci berada di Silo (Yos. 18:1), pada masa pemerintahan Raja Saul berada di Nob (1 Sam. 21; Mrk. 2:25-26), dan di kemudian hari berada di Gibeon (1 Taw. 16:39). Lalu akhirnya ditempatkan oleh Raja Salomo di dalam Bait Suci (1 Raj. 8:4).

Kemah Suci dibuat atas perintah Allah melalui Musa agar Allah diam di tengah-tengah bangsa Israel dan sebagai tempat mereka beribadah serta dibuat dari berbagai bahan-bahan yang dipersembahkan oleh bangsa Israel secara suka rela (Kel. 25: 1-9). Allah menunjuk Bezaleel bin Uri bin Hur dari suku Yehuda dan Aholiab bin Ahisamakh dari suku Dan untuk melaksanakan pembangunan Kemah Suci serta mereka juga dibantu oleh pengerja-pengerja ahli lainnya (Kel. 31:1-6; Kel. 35:30-36:1). Di dalam Kemah Suci terdapat Ruang Kudus dan Ruang Mahakudus yang dipisahkan oleh tabir (Kel. 26:33-34; Ibr. 9:2-7). Di dalam Ruang Kudus terdapat kaki dian dan meja roti sajian sedangkan di Ruang Mahakudus terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas dan Tabut Perjanjian (Ibr. 9:2-4).

 

Dari berbagai sumber