LAI dan Pembaruan Terjemahan

LAI dan Pembaruan Terjemahan


"Topik pembaruan terjemahan Alkitab adalah topik sangat serius dan sarat akan bobot teologis," kata Pdt. Anwar Tjen, PhD. Kepala Departemen Penerjemahan LAI. Oleh karenanya bukan hal mudah untuk menjelaskan soal ini kepada umat. Harus berhati-hati, tidak boleh gegabah, dan perlu lebih banyak dialog serta membutuhkan waktu khusus.

Hal di atas mendorong LAI harus mempersiapkan langkah-langkah terencana dan terukur. Tim internal LAI dipersiapkan dengan sangat serius sebelum melakukan sosialisasi kepada umat di seluruh Indonesia.

Awal tahun ini sudah diselenggarakan Training of Trainers (TOT) bagi para pemimpin dan karyawan LAI yang ditunjuk untuk melakukan sosialisasi Alkitab Terjemahan Baru Edisi 2. Penjelasan kepada semua anggota organ Yayasan LAI juga sudah dilakukan. Sudah dilakukan juga penjelasan tentang Terjemahan Baru Edisi 2 kepada karyawan LAI di kantor pusat. Akan terus dilanjutkan kepada seluruh karyawan LAI tanpa kecuali secara bertahap dan sistematis.

Alkitab Terjemahan Baru Edisi 1974 (TB)  sudah berumur 46 tahun. Ada banyak kata-kata yang sudah berubah ejaannya. Misalnya kata "kuatir" sekarang sudah menjadi "khawatir", kata "korban" persembahan, sekarang menjadi "kurban". Ada juga kata-kata yang sudah berubah maknanya. Misalnya kata "ganja" (kata serapan dari bahasa Jawa "gonjo") sekarang  menjadi lebih jelas dengan kata "balok". Kata "berenga" sudah tidak dikenal, yang dikenal saat ini adalah "belatung".

Ada juga perkembangan ilmu  penerjemahan Alkitab yang berkembang berbasis temuan-temuan arkeologi modern yang belum pernah ditemukan sebelumnya. Semuanya mendorong perlunya pembaruan terjemahan Alkitab TB.

Alkitab merupakan produk sejarah umat beriman. Alkitab ada dalam ruang dan waktu. Penerjemahan Alkitab membutuhkan pembaruan sesuai dengan pemahaman pengguna bahasa. Alkitab diterjemahkan agar dipahami umat, sehingga akan semakin banyak umat bertemu dengan Tuhan melalui bahasa ibunya.

Dalam pimpinan Tuhan, Alkitab diterjemahkan dari bahasa Ibrani, Aram, dan Yunani. Alkitab tidak diterjemahkan dari bahasa Inggris, Belanda atau dari Bahasa daerah lain di Indonesia. Upaya mentransmisikan naskah Alkitab yang sudah berusia ribuan tahun terus menerus diupayakan dengan berbagai metode penerjemahan terkini dan dengan Tim yang berstandar internasional.

Alkitab TB  adalah terjemahan interkonfesi yang diakui dan digunakan oleh umat Kristen dan Katolik di Indonesia. Proses pembaruan sudah melibatkan semua denominasi dan konfesi melalui.para penerjemah yang terlibat, konperensi regional di beberapa wilayah dan konperensi nasional pada Februari tahun 2019.

Saat ini pembaruan TB sudah dalam tahap final setelah lebih dari 20 tahun berproses. Tidak lama lagi diharapkan naskah bersih akan segera selesai dan semoga tahun 2022 kita akan memiliki Alkitab Terjemahan Baru Edisi kedua.

Untuk mengenal lebih jauh tentang pembaruan Alkitab Terjemahan Baru, LAI sangat terbuka bekerjasama dengan semua gereja maupun lembaga-lembaga lain  dalam bentuk seminar, diskusi, dan atau forum-forum diskusi. Semakin banyak pelayan dan umat Tuhan mengenal pembaruan terjemahan Alkitab, akan semakin menghayati bagaimana Tuhan berbicara kepada seluruh umat yang dikasihiNya.

Oleh Sigit Triyono (Sekum LAI)

Salam Alkitab Untuk Semua