Lembaga Alkitab Indonesia Menggelar Pisah Sambut Organ Yayasan LAI

Lembaga Alkitab Indonesia Menggelar Pisah Sambut Organ Yayasan LAI

Jakarta dari pagi diguyur hujan. Di luar ruangan sepanjang hari cuaca mendung dan dingin. Namun, lain ceritanya di dalam Gedung Pusat Alkitab. Suasana di dalam gedung, khususnya di lantai 9 dan 10, sepanjang Jumat 23 Februari 2023 terasa hangat dan penuh keakraban. Hari ini Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) menggelar pelepasan Organ Yayasan LAI masa bakti 2018-2023 dan menyambut kehadiran Organ Yayasan LAI masa bakti 2023-2024. Acara dimulai sejak pukul 10 pagi dengan agenda pembekalan organ yayasan yang baru. Setelah makan siang, kemudian acara dilanjutkan dengan agenda utama Ibadah Pisah Sambut Organ Yayasan LAI. Acara pisah sambut dihadiri oleh tamu-tamu undangan dari unsur-unsur gereja tingkat nasional, mitra-mitra pelayanan LAI, anggota-anggota kelompok kerja, organ yayasan yang lama dan baru dan para karyawan LAI.

Situasi pisah sambut organ yayasan LAI periode ini sesungguhnya cukup unik. Biasanya masa bakti organ yayasan LAI, merujuk pada AD/ART LAI berlangsung 5 tahun. Namun, situasi pandemi yang cukup panjang memerlukan masa-masa peralihan dan penyesuaian menuju situasi normal baru. Maka, meskipun masa pelayanan organ yang lama berakhir, masa pelayanan organ yang baru tidak berlangsung 5 tahun, tapi menjalani masa transisi selama satu tahun dari 2023 hingga 2024. Organ Yayasan periode 2018-2023 bekerja dan melayani LAI di masa yang tidak mudah karena serangan pandemi, ternyata Tuhan senantiasa masih menyertai pelayanan LAI dan bahkan terbuka peluang-peluang baru dalam pelayanan LAI, seperti pengembangan layanan digital dan yang terakhir tentunya selesainya pembaruan Alkitab Terjemahan Baru dan berhasil terbitnya Alkitab Terjemahan Baru Edisi 2.

Ibadah Pisah Sambut dipimpin oleh Pembinan LAI, Pdt. Dr. Ir. Bambang Hermanto Widjaja. Beliau menyampaikan pesan Alkitab yang diambil dari 2 Raja-raja 6:1-7 dari Alkitab versi TB2 yang baru terbit. Dalam renungannya Pdt. Bambang Hermanto Widjaja menyampaikan bahwa sebuah pelayanan baik pribadi maupun organisasi harus memiliki dampak bagi umat atau masyarakat. LAI bukan hanya dituntut hadir dan ada di tengah umat, namun harus membawa dampak yang mengubah hidup umat. Agar LAI mampu menjawab tantangan zaman dan mampu bergerak maju, Pdt. Bambang Hermanto Widjaja menyebut ada 3 hal yang harus dilakukan. Pertama, adanya kesediaan untuk berubah. Kedua, adanya kesediaan untuk menghadapi kesukaran. Ketiga, adanya kesediaan untuk bertanggung jawab.

Mewakili Organ YLAI masa bakti 2013-2018 dalam sambutannya, Pdt. Robinson Radjagukguk, Ph.D., mengungkapkan sangat bersukacita sudah melayani sebagai Ketua Bidang Penerjemahan LAI selama 10 tahun. Tidak mudah untuk bisa melewati dua periode memimpin dalam bidang penerjemahan ini. Suatu bahasa saat diterjemahkan perlu kecermatan dalam memilih kata-kata yang benar-benar sepadan dengan kata aslinya. “To translate is to interprete”, kata Pdt Robinson Radjagukguk yang sehari-hari adalah Pendeta HKBP. Beliau juga bersyukur akhirnya Alkitab Terjemahan Baru Edisi Dua ini sudah tersedia dan berharap bisa dapat membantu umat Tuhan lebih mudah dalam memahami Firman Tuhan. Dan masih banyak juga gereja-gereja dan umat Tuhan di berbagai pelosok Nusantara yang menantikan hadirnya firman Tuhan di tengah mereka, dalam bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami. Menjadi tugas organ yayasan yang baru untuk melanjutkan api pelayanan menghadirkan Kabar Baik hingga ke pelosok negeri. Hingga Tuhan datang kembali.