Maaf, Tolong dan Terima kasih

Maaf, Tolong dan Terima kasih

 

Pada masa-masa awal pertumbuhan(golden age), anak-anak adalah peniru yang sempurna dari orang tua dan orang-orang di sekitarnya. Apa yang mereka lihat dan dengarkan akan tertanam dalam pikirannya. Orang tua atau orang dewasa dituntut untuk mampu menjadi teladan bagi anak-anak. Tentunya teladan dalam kebaikan. Pendidikan anak dimulai dari dalam lingkungan rumah. Maka peran orang tua dalam membentuk karakter anak sangat besar. Jadi sep erti apa mereka kelak, dimulai dari didikan dan keteladanan yang mereka terima dalam keluarga. Hasil didikan itu akan tercermin dalam sikap dan karakter yang mereka munculkan. 

Saya teringat suatu peristiwa yang terjadi sore hari di rumah kami. Saat itu terjadi percakapan antara anak saya yang pertama dan adiknya yang masih kecil. 

Anak pertama saya, Mercy berkata: “Aras, ambilkan Kakak Ecci gelas di dapur.”

Adiknya, Aras, menjawab permintaan si kakak: “Aras tidak mau ambilkan, kalo Kakak Ecci tidak bilang tolong.”

Si kakak pun tersipu, lalu mengkoreksi kalimatnya: ”Aras, tolong ambilkan Kakak Ecci gelas di dapur.”

Seketika itu Aras pun bergegas ke dapur dan mengambilkan gelas buat kakaknya. Aras kemudian kembali membawa gelas sambil berkata: “Bilang apa?”

Mercy pun kembali menjawab: “Terima kasih Aras ganteng.” Si kecil pun berlalu dan bermain kembali. 

Kejadian ini menjadi bahan percakapan antara saya dan Mercy, bahwa anak kecil akan mengikuti atau mencontoh apa yang dilihat dan didengarnya. Oleh sebab itu, orang tua maupun kakak mesti memberikan contoh atau teladan yang baik, sebelum anak kecil itu dalam perkembangannya melanjutkan pergaulan di lingkungan sekolah dan bersama teman sepermainan di sekitar rumah.

Di lain waktu, ketika saya pulang kerja dan tiba di rumah, saya mendapati kamar dan tas berantakan. Karena merasa lelah,  refleks saya pun marah-marah. Kemudian datanglah Aras ditemani kakaknya, dan  Aras pun berkata dengan wajah memelas dan gerakan bibir yang lucu,“Maafkan Aras, Ibu cantik. Tadi Aras yang membongkar dan membuatnya semuanya berantakan.” Melihat kepolosannya, saya pun tersenyum dan rasa marah saya langsung mereda.

Betapa pentingnya peranan orangtua dalam hal membentuk karakter anak-anak, untuk itu diperlukan berbagai pedoman bagi orangtua untuk membekali dirinya agar mampu menampilkan teladan yang baik bagi anak-anaknya. Untuk menjadi orangtua yang baik, kita juga memerlukan bimbingan dan pedoman.  Lembaga Alkitab Indonesia baru-baru ini menerbitkan Alkitab edisi khusus, yaitu Alkitab Parenting. Terbitan ini dapat menjadi salah satu satu referensi bagi para orang tua Kristen dalam mendampingi dan membimbing tumbuh kembang anak-anak sesuai nilai-nilai dan ajaran Alkitab. 

Alkitab Parenting menyediakan 63 artikel yang relevan untuk pengasuhan anak dalam visi Kristiani, dengan berbagai tema yang berkaitan dengan hubungan orangtua dan anak beserta lingkungannya. Dan untuk memudahkan pembacanya, ayat-ayat yang dipandang relevan dengan situasi keluarga dan pengasuhan anak telah diberi tanda khusus sehingga mudah untuk ditemukan dan dijadikan inspirasi.

Pepatah mengatakan, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Alkitab Parenting hadir untuk menolong para orangtua yang memiliki kepedulian terhadap masa depan anak-anaknya. Sehingga orangtua dan anak-anak bertumbuh bersama sebagai keluarga Kristiani yang berakar kokoh dalam konteks Indonesia.

 

Diana Rampan