Mari Belajar Bicara!

Mari Belajar Bicara!

Terkadang, sebuah ucapan yang datang dari mulut seseorang bisa menyebabkan berbagai masalah. Bahkan, tak jarang hal ini berujung pada retaknya hubungan antara dua manusia. Seperti hubungan percintaan. Biasanya, laki-laki dan perempuan sering kali memiliki persepsi yang berbeda tentang sesuatu hal. Dalam hal bahasa juga tak jarang kaum wanita salah mengerti mengenai maksud dari apa yang dikatakan oleh pria dan begitu juga sebaliknya. Misalnya, kata yang paling umum diucapkan seseorang adalah kata “Terserah”. Jika kata ini diucapkan seorang wanita kepada seorang pria, maka kata ini cenderung diartikan sebagai tanda bahwa si wanita mengizinkan mereka untuk melakukan sesuatu. Padahal, bisa jadi, kata ini adalah ungkapan mereka tak menyetujui tindakan pasangannya. Kata kedua, “Mungkin”. Sama seperti halnya terserah, kata mungkin merupakan ekspresi dari perempuan yang sebenarnya ingin mengatakan tidak untuk rencana atau hal apapun yang ingin lakukan. Kata ketiga adalah “Aku baik-baik saja” atau bahasa Jawanya: “Aku ora opo-opo”. Jika para pria terlibat pertengkaran dengan kekasih dan kemudian mereka mengatakan bahwa "aku baik-baik saja" maka lebih baik bicarakan kembali masalah yang telah terjadi. Biasanya, harapan dibalik kalimat ini adalah dia ingin mendengar permintaan maaf dari Anda. Itu saja!

Memang tidak mudah membangun komunikasi yang baik dengan orang lain. Kalau berkomunikasi dengan pasangan saja begitu sulit, apalagi berkomunikasi dengan satu komunitas atau masyarakat tertentu. Kesalahpahaman bisa muncul dengan mudah dan menimbulkan kekacauan diantara anggotanya. Karena itu, untuk dapat berkomunikasi dengan baik diperlukan keterampilan. Tidak mengherankan jika di hampir setiap lembaga pendidikan dan pelatihan-pelatihan yang diadakan di instansi-instansi tertentu lebih menekankan pada pengembangan keterampilan berkomunikasi bagi karyawannya.

Demikian juga dalam memenuhi panggilan hidup kita sebagai pekabar Injil, kita harus belajar bicara! Seperti bayi yang sedang belajar bicara, dia akan berusaha keras untuk mengerti apa yang orang lain katakan dan belajar keras supaya orang lain mengerti apa yang diucapkannya. Bisa bicara memang merupakan anugerah Tuhan, tetapi bisa bicara untuk menyampaikan Kabar Baik sehingga banyak orang dapat mengerti membutuhkan proses belajar. Kita tidak akan bisa mengabarkan Injil kepada semua orang atau mengajar mereka untuk mengenal Allah, jika kita sendiri tidak paham apa yang kita katakan. Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) sudah mengupayakan sedemikian rupa untuk menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh semua orang. Dan tugas kita adalah: menjadi terang dan memperkenalkan Allah kepada bangsa-bangsa yang belum mengenal Allah, supaya kita membawa keselamatan sampai ke ujung bumi (Kis. 13:47). Karena itu, mari belajar bicara demi tersebarnya Firman Allah.