Menjadi Pelopor Dalam Keterbacaan Alkitab

Menjadi Pelopor Dalam Keterbacaan Alkitab

Di tiap sendi kehidupan manusia, teknologi digital sudah menjadi kebutuhan. Perubahan terus terjadi di zaman digital ini juga turut mengubah gaya hidup umat Tuhan. Seminar Pemuda yang dihadiri oleh mayoritas mahasiswa dari sekolah-sekolah tinggi teologi di Jakarta ini bertema "Dari Yerusalem Sampai Ujung Jari". Diselenggarakan di STT Jakarta, Rabu (12/11), dengan narasumber Pdt. Anwar Tjen, Ph.D. (Ka.Dep. Penerjemahan, Lembaga Alkitab Indonesia) memaparkan bagaimana transformasi pencatatan Alkitab seiring perkembangan setiap zaman yang bermula dari bentuk media batu, gulungan kulit sampai Alkitab hadir dalam bentuk kitab cetak. Pada waktu itu meskipun Alkitab dalam bentuk cetak sudah hadir tetapi umat Tuhan masih terbatas untuk memilikinya terlebih dalam bahasa mereka sendiri. Seperti kisah Mary Jones, seorang anak yang berasal dari keluarga miskin di Wales, Inggris yang merindukan Alkitab dalam bahasanya sendiri sehingga ia harus bekerja keras sebagai seorang pembantu untuk mendapatkannya. 

Cerita Mary Jones ini menggugah akan pentingnya Alkitab dalam masing-masing bahasa daerah sehingga mendorong berdirinya Lembaga Alkitab pertama di Kerajaan Inggris pada tahun 1804 dan mendorong berkembangnya Lembaga-lembaga Alkitab lainnya di beberapa negara termasuk Indonesia yang dikenal dengan Lembaga Alkitab Indonesia. Kini di zaman digital, Alkitab Digital mudah didapatkan tentunya dari sumber yang otentik seperti dari Lembaga Alkitab Indonesia bukan dari  sumber lain. Dalam penutup acara seminar ini, moderator Finki Rianto Kantohe (mahasiswa pasca sarjana 2018 STT Jakarta) mengatakan bahwa seminar ini menjadi penting dimana kita semua harus menjadi pelopor-pelopor dalam mengajak, menggerakkan, memotivasi, serta membina umat untuk mencintai Alkitab. [] 
(lax)