“Saksi yang Rendah Hati”

“Saksi yang Rendah Hati”

(Yohanes 1:6-8;19-28)

Kemunculan Yohanes Pembaptis di tengah-tengah orang Yahudi saat itu, mungkin menimbulkan kegemparan. Perkataannya yang keras, gayanya yang lugas, penampilannya yang berbeda, dan nubuat-nubuatannya membuat kemampanan orang terusik. Bahkan sang penguasa Herodes pun kena sengatnya. Sikapnya membuat khalayak ramai bertanya, “Siapakah dia?”.  Terlebih elit-elit agama Yahudi merasa popularitasnya terganggu, bahkan untuk mengenal identitasnya lebih jelas, mereka sampai mengutus para pemuka dari Yerusalem.

Popularitas Yohanes Pembaptis bahkan disejajarkan dengan dengan tokoh-tokoh besar seperti Elia, bahkan nabi yang dijanjikan dalam tradisi keagamaan Yahudi. Menariknya Yohanes Pembaptis tidak memanfaatkan semua popularitas itu demi keuntungannya sendiri. Dengan rendah hati, ia berkata bahwa dirinya bukanlah Mesias, melainkan hanya saksi yang mempersiapkan jalan dan mewartakan kedatangan Dia, yang tali kasutnya pun tidak layak untuk dibuka olehnya. Bukankah itu tugas penting seorang saksi? Yakni, menyampaikan kebenaran apapun situasi dan resikonya.

Sungguh amat baik, jika di Masa Adven ini kita dapat juga meneladani Yohanes yang dengan setia mempersiapkan jalan bagi karya Kristus Sang Juru Selamat dalam kehidupan kita sehari-hari. Kesaksian itu dapat disampaikan melalui kata-kata dan perbuatan kita. Lantas, jika karena kesaksian itu kita dipuji oleh orang lain, ingatlah untuk tetap rendah hati. Karena yang sedang kita wartakan adalah Kristus Sang Juru Selamat dan bukan kehebatan diri kita sendiri.