Tak Ada Pelaut Ulung di Lautan Tenang

Tak Ada Pelaut Ulung di Lautan Tenang

Sapaan LAI 

Sepanjang tahun 2021 gelombang kehidupan masih diayun keras oleh pandemi Covid-19. Para korban yang terinfeksi semakin merasuk ke lingkaran dalam kehidupan kita. Meski akhirnya situasi semakin mereda.

Kita ingat, pada triwulan pertama tahun 2021 diawali dengan optimisme baru sesudah goncangan ketidakpastian sepanjang tahun 2020. Relaksasi terbatas di tengah pandemi mulai berlangsung. Geliat ekonomi mulai bergerak. Program layanan LAI berbasis perjumpaan terbatas mulai dijalankan.

Triwulan kedua tahun 2021 semakin menumbuhkan keberanian untuk melakukan praktik rapat-rapat gabungan online dan onsite atau "Hybrid Meeting." Perjumpaan langsung menjadikan banyak hal yang sempat hilang bisa terobati. Suasana keakraban saling menyapa personal dan "bercanda" muncul kembali.

Hasil kerja semester satu sungguh menjadikan LAI sangat mengucap syukur oleh karena begitu besar kasih dan penyertaanNya. Meski demikian kewaspadaan dan kedisplinan dalam menerapkan protokol kesehatan tetap ditegakkan. 

Dalam konteks persekutuan lembaga-lembaga Alkitab se-dunia (UBS) data menunjukkan adanya pemulihan bagi 30-an lembaga Alkitab yang sempat mengalami kesulitan amat sangat di tengah pandemi. Bahkan ada beberapa pimpinan lembaga Alkitab yang terinfeksi virus Corona, dan tidak semua bisa pulih, alias berlanjut ke Sorga.

Memasuki triwulan ketiga 2021, tanda-tanda ada gelombang kedua Covid-19 di Indonesia mulai terasa. Puncaknya terjadi bulan Juli 2021 di mana dalam skala mikro di kompleks perumahan saya lebih dari 20 persen penghuni terinfeksi Covid-19, dan hampir seminggu sekali ada kedukaan.

Secara nasional data penduduk yang terinfeksi Covid-19 masuk dalam jumlah tertinggi harian pada bulan Juli 2021 yang hampir menembus angka 600 ribuan. Seluruh rumah sakit kebanjiran pasien. Aktivitas masyarakat melambat dan sempat terjadi harga obat cacing naik lebih dari seribu persen, itupun barang susah dicari.

Puncak chaos berlangsung dua mingguan, memasuki bulan Agustus 2021 data mulai menurun tajam serta melandai. Dunia kagum kepada Indonesia, karena fenomena gelombang kedua Covid-19 yang begitu cepat menurun. Indonesia diakui sangat berhasil dalam program penanganan Covid-19 dengan vaksinasi masif sejak awal tahun 2021.

Triwulan ketiga tahun 2021 dapat dijalani dengan kinerja LAI yang positif. Di tengah badai, kapal terus berlayar. Meski setidaknya ada sekitar 18 karyawan LAI yang sempat terinfeksi Covid-19, namun semuanya dapat pulih dan sehat kembali.

Memasuki triwulan keempat, LAI memfinalkan rencana kerja tahun 2022 dengan nada optimis dan tetap penuh kehati-hatian. Berbasis pengalaman 2021, optimisme harus terus ditumbuhkan mesti tetap bersiap mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang buruk.

Perjalanan kehidupan lembaga bak bahtera yang harus terus mengarungi samudera raya untuk sampai ke tepian, sebuah cita-cita yang diimpikan bersama. 

Refleksi perjalanan tahun 2021, menampilkan gelombang badai yang mulai reda, namun tiba-tiba timbul gejolak lagi. Masih banyak ketakutan, kekhawatiran, kecemasan, dan berbagai rasa resah gelisah.  Meski tak sedikit data-data yang memunculkan harapan untuk tetap optimis dalam kehati-hatian.

Gelombang badai kehidupan semakin menajamkan kebijaksanaan dan meningkatkan kompetensi untuk terus menyebarkan kabar baik sampai ke ujung bumi. Allah akan terus menopang bahtera LAI, karena Dialah nahkoda sejatinya. Demikian juga berlaku bagi semua yang terus berpegang mengandalkan-Nya.

Salam Alkitab untuk Semua.

 

Dr. Sigit Triyono