Tersimpan Di Dalam Hati Mereka!

Tersimpan Di Dalam Hati Mereka!

Kisah Perjumpaan Masyarakat Pedalaman Guatemala dengan Firman Tuhan

Seorang petani muda bernama Eliseo berdiri di lereng bukit yang landai di Guatemala. Wajahnya tersenyum melihat orang-orang dewasa dan anak-anak berkumpul di sekelilingnya. Mereka senang mendengar kisah-kisah Alkitab yang diceritakan Eliseo. Maka berbekal ingatan, Eliseo pun mulai bercerita kisah Kain dan Habel. Dalam suaranya, emosi cerita mengalir seperti benang. Para pendengar terkesima dengan caranya bercerita. Ketika Kain membunuh Habel, Eliseo memukulkan tinjunya ke telapak tangannya. Di akhir cerita, Eliseo mengangkat tangannya yang terbuka ke arah surga. Dan orang-orang pun bertepuk tangan riang. 

Bagi Anda dan saya, cara Eliseo bercerita mungkin terlihat seperti pertunjukan panggung yang dramatis. Tetapi bagi penduduk asli Guatemala, tradisi berkumpul dan mendengarkan kisah cerita ini adalah kegiatan komunal sesehari. Mendengarkan cerita dan pengajaran bagi mereka yang sebagian besar masih berbudaya lisan bagaikan “membaca” Alkitab untuk pertama kalinya dalam bahasa lisan Ixil de Cotzal.

Meski terdengar unik, petani Guatemala yang rendah hati seperti Eliseo secara tidak disengaja telah menjadi penerjemah Alkitab—meskipun mereka tidak bisa membaca satu kata pun dalam bahasa Ibrani, Yunani, atau bahkan Spanyol (bahasa Mayoritas penduduk Guatemala). Sementara terjemahan Kitab Suci yang akurat ada di samping tempat tidur Anda, atau malahan di dalam aplikasi smartphone Anda, banyak orang di tempat-tempat terpencil masih menunggu Firman Tuhan hadir dalam bahasa yang dapat mereka mengerti dan dalam media yang dekat dengan budaya mereka. Saat ini di banyak lembaga Alkitab juga telah mengembangkan Alkitab Lisan (dalam format Audio Bible)berkat dukungan dana dari banyak mitra yang mencintai firman Tuhan. Dengan demikian semakin banyak orang dari berbagai bahasa dan budaya dapat lebih cepat mendengar dan menanggapi Firman Tuhan. Orang-orang dengan budaya lisan seperti masyarakat Ixil de Cotzal merasakan berkat luar biasa melalui pengembangan Alkitab Suara seperti ini.   

Para penutur bahasa asli pribumi, yaitu: bahasa Ixil de Cotzal, bahasa Mam Todos Santos dan Sipakapense, sangat diberkati dengan kehadiran Kitab Suci Lisan. Di Guatemala ada lebih dari 6 juta orang yang berbicara dalam 25 bahasa yang berbeda. Kebanyakan orang-orang ini tinggal di pedesaan dan daerah pegunungan. Mereka bekerja sebagai petani, memanen jagung, kopi, dan buah-buahan seperti: persik, prem, dan apel. Rumah mereka sederhana, dibangun dari lembaran logam dan batako.

Orang Kristen Pribumi tidak dapat memahami Alkitab

Tidak seperti mayoritas penduduk Guatemala yang berbahasa Spanyol, masyarakat yang tinggal di pelosok pedesaan dan pegunungan ini  sebagian masih berbudaya lisan. Mereka sampai hari ini mengandalkan komunikasi lisan daripada komunikasi tertulis. Infleksi vokal, ekspresi wajah, dan gerak tubuh, semuanya bekerja sama dengan suara manusia untuk mengomunikasikan makna. Cerita-cerita—termasuk dalam hal ini cerita Alkitab—dihafal dan diteruskan dari mulut ke mulut. Faktanya, banyak dari kelompok bahasa ini bahkan tidak memiliki dan mengenal alfabet!

Meski mereka tidak mengenal bahasa tulis, 95 persen dari penutur bahasa Ixil de Cotzal, Mam Todos Santos, dan Sipakapense adalah orang Kristen. Mereka tidak pernah memiliki Alkitab yang dapat dimengerti oleh setiap orang. Bayangkan, sungguh unik dan luar biasa bukan? Selama beberapa generasi, para pemimpin gereja dan pelayanan lokal telah menyaksikan komunitas mereka menjadi penolong dan pemandu dalam mengatasi: kehancuran keluarga, kekerasan dalam rumah tangga, dan masalah keuangan. Mereka hidup diinspirasi dan dituntun firman Tuhan tanpa pernah membaca hikmat dan  kebijaksanaan yang terkandung dalam Alkitab.

 

“Kami tahu bahwa jika mereka dapat memahami seluruh pesan Alkitab, hidup kami akan berubah,” demikian tutur seorang pemimpin suku. “Kami tahu Alkitab berkuasa mengubah kehidupan kami, dan kami ingin memilikinya dalam bahasa kami.”

Beberapa kelompok penerjemah telah mencoba menjangkau budaya lisan dengan format tertulis dari Firman Tuhan. Tetapi Alkitab fisik tidak berdampak pada komunitas non-pembaca. Jadi, para penerjemah menjadi kreatif dan mulai membaca versi tertulis dari Firman Tuhan di radio seperti buku audio. Tetapi ketika Anda berhadapan dengan masyarakat yang hidup mengandalkan narasi dan ekspresi tatap muka untuk memahami sebuah cerita, bahkan Alkitab Audio pun tidak cukup untuk menyentuh dan melibatkan hati dengan pengalaman penuh dari Kitab Suci. Lebih dari sekadar Alkitab yang dibacakan dan direkam, masyarakat pelosok Guatemala ini membutuhkan komunikasi ekspresi dan emosi. 

Dukungan Anda memungkinkan kami untuk akhirnya mendobrak hambatan terhadap Firman Tuhan ini dengan mengembangkan metode baru penerjemahan Alkitab dengan akar setua Alkitab itu sendiri. Karena mulanya memang Alkitab diteruskan dari generasi secara lisan. 

Dukungan Para Mitra Menolong Terwujudnya Alkitab Lisan

”Terjemahan Alkitab secara lisan selalu mempercepat akses ke Firman Allah,” kata Dr. Dan Fitzgerald, yang melayani di Lembaga Alkitab Amerika untuk memperlengkapi dan melatih para penerjemah Alkitab. “Selama 400 tahun pertama sejarah gereja, sangat sedikit orang yang memiliki akses ke Firman tertulis seperti yang kita miliki saat ini. Tetapi gereja tidak mati—itu tumbuh. Dan hari ini, orang tidak perlu menunggu bertahun-tahun untuk menulis Alkitab dan belajar membaca. Mereka dapat mengalami sendiri nilai dari mendengarkan Firman Tuhan dalam bahasa mereka sendiri.”

Bagaimana cara tim mengerjakan penerjemahan Alkitab lisan? Inilah cara kerja terjemahan Alkitab lisan. Sekelompok kecil pemimpin dari komunitas, termasuk Eliseo, berkumpul untuk mengikuti serangkaian lokakarya penerjemahan Alkitab lisan. Selama sesi intensif ini, para penerjemah mendengarkan bagian Perjanjian Lama dalam bahasa Spanyol dan mendiskusikan ceritanya bersama. Mereka berbicara tentang karakter, plot, konteks, dan konsep kunci. Dipimpin oleh staf Lembaga Alkitab yang berpengalaman, diskusi kali ini sangat penting untuk memastikan bahwa setiap penerjemah memahami Kitab Suci sebelum mereka menerjemahkannya ke dalam bahasa ibu mereka.

“Mereka mendalami dan mencoba masuk dalam setiap cerita,” kata Fitzgerald. “Mereka marah pada orang jahat. Mereka senang untuk orang-orang baik. Mereka mengajukan pertanyaan. Mereka berdiskusi dan saling berdebat. Bersama-sama, mereka memperoleh pemahaman yang kaya tentang Kitab Suci!”

Begitu mereka memahami ceritanya dengan jelas, setiap kelompok bahasa bekerja sama untuk menerjemahkan bagian dari bahasa Spanyol ke dalam bahasa hati mereka. Mereka menggunakan perekam digital alih-alih kertas dan pena atau pengolah kata. Rekaman audio akhir menjalani proses peninjauan ketat yang sama seperti terjemahan tertulis untuk memastikan bahwa terjemahan itu akurat dan kredibel. Para penerjemah dan pendeta sekarang akan merujuk rekaman Kitab Suci yang otoritatif ini sebelum mereka menceritakan kisah-kisah Alkitab, kata demi kata, kepada pendengar yang bersemangat di komunitas asal mereka.

Beberapa cerita Alkitab dari Perjanjian Lama—dipilih oleh para pemimpin komunitas yang paling memahami kebutuhan spiritual masyarakat mereka—kini telah selesai, dan mereka telah membuat perbedaan besar. Bagi orang-orang yang hanya pernah mendengar Alkitab dalam bahasa kedua, pengalaman mendengarkan terjemahan lisan dalam bahasa ibu membawa mereka ke tingkat keterlibatan yang sama sekali baru dengan Firman Tuhan.

Kitab Suci mengubah kehidupan dalam komunitas lisan

Seorang pria bernama Nicolas mengatakan bahwa pemahamannya tentang Alkitab telah sepenuhnya berubah sejak Anda memberikan Firman Tuhan dalam bahasa dan format yang tidak hanya berbicara di telinganya, tetapi juga di hatinya.

“Kami lebih memahami cerita dalam bahasa Ixil de Cotzal karena disampaikan dan diajarkan kepada kami dengan ekspresi,” katanya. “Kami dapat memahami Alkitab dengan lebih baik.” Sekarang, alih-alih berjuang untuk memahami Kitab Suci dalam bahasa Spanyol, Nicolas dan keluarganya menghabiskan banyak malam dengan duduk mengelilingi meja makan, mendiskusikan kisah-kisah Alkitab yang mereka dengar. 

“Alkitab adalah buku yang tidak ada bandingannya bagi saya, karena buku tersebut menuntun saya kepada kehidupan kekal,” katanya, seraya menambahkan bahwa keluarganya sekarang semakin diperlengkapi untuk mencari Kerajaan Allah.

Melalui dukungan Anda, Firman Tuhan yang hidup menyebar melalui komunitas Ixil de Cotzal, Mam Todos Santos, dan Sipakapense—dalam bahasa yang dapat dipahami oleh setiap orang! Besok, saat Anda membuka Alkitab di jam-jam tenang di pagi hari, saudara-saudari kita di Guatemala juga dapat mengalami beberapa kisah yang sama melalui terjemahan lisan. Lama setelah mereka mendengar Kitab Suci diucapkan, mereka akan dapat mengingat, menghafal dan melafalkan Firman Tuhan pada saat-saat ketika mereka membutuhkan topangan iman, harapan, dan keberanian.

Terima kasih telah membantu saudara-saudari Anda di Guatemala menghadirkan Firman Tuhan di hati mereka! Akhirnya, mereka dapat menyimpan Firman Tuhan di dalam sanubari mereka!

Eliseo sang pendongeng jarang kehilangan kata-kata, tetapi pengalaman menyaksikan orang-orangnya benar-benar memahami pesan alkitabiah yang dia ucapkan membawa sukacita yang tak terkatakan.

“Narasi-narasinya memiliki dampak besar bagi banyak orang dan membantu mereka bertumbuh di dalam iman dan pengenalan kepada Tuhan,” katanya. "Tidak ada kata-kata untuk mengungkapkan dampaknya."

 

Diterjemahkan dari:

Record, Edisi Spring 2022, American Bible Society