UMAT TUHAN DI MORI MENANTI HADIRNYA KITAB SUCI

UMAT TUHAN DI MORI MENANTI HADIRNYA KITAB SUCI

 

Suku Mori merupakan kelompok etnik yang cukup besar di Sulawesi Tengah. Mereka sebagian besar berdiam di pedalaman wilayah pemerintahan Kabupaten Morowali, yang terletak di pesisir timur Provinsi Sulawesi Tengah, tepatnya di sekitar Teluk Tomori. 

Sebagai bentuk persaudaraan dan juga usaha untuk mencapai kesejahteraan dan pertahanan bersama, di masa lalu Suku Mori membentuk kerajaan yang di pimpin oleh seorang perempuan bernama Wedange dan sehari-hari ditopang oleh Karua/Tadulako bernama Kello. Kerajaan Mori ini berkedudukan di Wawontuko sebelum akhirnya berpindah-pindah karena ada serangan dari Suku lain. Kerajaan Mori kemudian  berangsur-angsur hilang kekuatan dan kekuasaannya karena masuknya kolonialisasi Belanda. 

Masuknya Belanda, tak lama kemudian diikuti hadirnya misionaris Pekabaran Injil yang dirintis oleh Albertus Christian Kruyt yang masuk melalui Poso, hingga nantinya sampai di Suku Mori. Tanggal 26 Desember 1916 di Desa Tinompo menjadi hari penting bagi umat Tuhan di Tanah Mori. Saat itu dilakukan Sakramen Baptis pertama oleh Pdt. DSJ Built terhadap empat orang warga Suku Mori. Selanjutnya pekabaran Injil terus meluas dan dirasa perlu mengupayakan Alkitab dalam bahasa Mori. Penerjemahan awal dilakukan oleh Pendeta Johanes Kruyt di tahun 1922. 

Bahasa Mori secara umum terbagi menjadi kelompok besar, yaitu Mori atas dan Mori bawah dan memiliki penuturnya sebanyak 16.100 (2000). Berdasarkan Ethnologue: Languages of the World, Edisi 16, tahun 2009, penutur bahasa Mori Bawah dengan berbagai dialeknya (Tambeé, Nahina, Petasia, Soroako, Karonsie) dan  penutur bahasa Mori Atas dengan dialek Aikoa yang memilik kesamaan leksikal 73-86% dengan Mori Bawah.

Dahulu, pada tahun 1948 Lembaga Alkitab Belanda (yang melayani penerjemahan dan penyebaran Alkitab di Nusantara sebelum adanya Lembaga Alkitab Indonesia) telah menerbitkan Perjanjian Baru Mori dalam dialek Ngusumbatu. Misionaris Belanda bernama Riedel yang mengupayakan penerjemahannya. Selain merupakan terjemahan lama, terjemahan ini dirasa kurang memadai karena bahasa Mori tidak lagi dipahami sebagai bahasa seragam. Mori Bawah memiliki bahasa tersendiri yang terpisah dari Mori Atas. Oleh karena itu, diperlukan terjemahan baru berdasarkan temuan terbaru tentang bahasa Mori. Dan yang terpenting, orang-orang yang berbahasa Mori sendiri bertanggung jawab ikut serta dalam penerjemahan Kitab Suci mereka. 

Sejak 2002 ada kerinduan umat Tuhan di Mori agar bisa memiliki Alkitab dalam bahasa Mori. Maka kemudian Sinode Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) mengirimkan surat kepada LAI dalam rangka kerja sama penerjemahan Alkitab dalam bahasa Mori. Proses penerjemahannya selesai pada tahun 2008 dan akhirnya Perjanjian Baru dalam bahasa Mori terbit pada 2010. Perjanjian Baru dalam bahasa Mori yang diterbitkan oleh LAI pada tahun 2010 ini adalah terjemahan yang sama sekali baru dengan memakai prinsip bahwa terjemahan yang relevan harus dilakukan oleh penutur asli. 

Pada tahun 2014 LAI dan tim penerjemah Mori melanjutkan upaya penerjemahan Perjanjian Lama dalam bahasa Mori. Setelah delapan tahun berkarya, tim penerjemah merampungkan penerjemahan Perjanjian Lama dalam bahasa Mori. Atau 20 tahun sejak pertama kali penerjemahan Perjanjian Baru dimulai. Kini naskah lengkap Alkitab Mori sedang memasuki proses editing terakhir dan layout, hingga nantinya teks siap untuk dicetak. 

Kehadiran Alkitab lengkap dalam bahasa Mori sudah sangat dinantikan oleh banyak orang Mori, baik di kalangan Sinode GKST, tempat sebagian besar orang-orang Mori berjemaat, maupun orang-orang Mori yang berada di luar daerah Mori.

LAI mengajak Bapak, Ibu dan Saudara semua untuk bergandengan tangan menghadirkan Kabar Baik  dengan mendukung penerbitan Alkitab Mori melalui doa dan dana. Dukungan kita semua amat diperlukan untuk mewujudkan harapan umat Tuhan yang berbahasa Mori. Doa dan dungan kita membuka kesempatan bagi orang-orang Mori untuk mengenal dan berinteraksi dengan Penciptanya secara pribadi melalui Firman-Nya dalam bahasa ibu, serta mengalami hidup baru di dalam Kristus.

Dukungan dapat disalurkan melalui melalui rekening Yayasan Lembaga Alkitab Indonesia:  

• BANK MANDIRI CABANG GAMBIR A.N. YAYASAN LEMBAGA ALKITAB INDONESIA No. Rek. 119.008.0000126

• BANK BCA CABANG MATRAMAN A.N. YAY LEMBAGA ALKITAB INDONESIA No. Rek. 3423016261

• BANK BRI CABANG KRAMAT RAYA A. N. YAYASAN LEMBAGA ALKITAB INDONESIA No. Rek. 033501000281304

• BANK BNI CABANG KRAMAT RAYA A. N. YAYASAN LEMBAGA ALKITAB INDONESIA No. Rek. 0010534054

 Info lebih lanjut hubungi Maju: 08111044043 atau Anggun: 08111925400 atau melalui email di: gema@alkitab.or.id

 

Kiranya Tuhan memberkati pelayanan kita semua.