Upaya Untuk Berbagi Firman Allah Bagi Umat Tuhan Di Pelosok Negeri

Upaya Untuk Berbagi Firman Allah Bagi Umat Tuhan Di Pelosok Negeri


Satu Dalam Kasih 2019 Upaya untuk berbagi firman Allah bagi umat Tuhan di pelosok negeri Program Satu Dalam Kasih (SDK) adalah program yang bertujuan untuk menjembatani kebutuhan alkitab bagi umat Tuhan di pelosok negeri dengan umat Tuhan di perkotaan. Ketimpangan ekonomi serta letak yang jauh dan sulitnya akses mendapatkan alkitab membuat umat Tuhan di daerah-daerah pelosok tidak memiliki Alkitab. Sementara bagi umat Tuhan yang ada di perkotaan begitu mudahnya untuk memiliki alkitab jelas karena harga yang lebih murah, akses untuk memilikinya begitu terbuka lebar, dan tingkat ekonomi yang jauh lebih baik.

Bisa dibayangkan besarnya ketimpangan ini jika di pelosok hanya ada satu alkitab dalam satu rumah atau bahkan tidak ada sama sekali maka di kota satu orang dalam satu rumah sedikitnya memiliki satu alkitab, belum lagi di zaman modern ini alkitab sudah ada dalam bentuk aplikasi pada perangkat telepon pintar.

Pada Selasa 24 September 2019 yang lalu saya berkesempatan untuk melakukan wawancara secara khusus dengan Ibu Erna Yulianawati. Beliau adalah Kepala Departemen Komunikasi dan Pengembangan Kemitraan Lembaga Alkitab Indonesia, yaitu departemen yang menangani langsung program SDK ini. 
Ibu Erna mengatakan bahwa program SDK sejatinya adalah program yang dicetuskan oleh United Bible Society (UBS) bernama “One In Love” sehingga hampir semua lembaga alkitab yang berada dalam naungan UBS menjalankan program yang serupa. UBS adalah sebuah lembaga internasional yang menjadi wadah bersekutunya lembaga-lembaga alkitab di seluruh dunia. Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) sendiri melaksanakan program SDK ini pertama kali pada tahun 1988 yang pada waktu itu mendistribusikan 2.500 eksemplar alkitab secara gratis. Setiap tahunnya jumlah penyebaran alkitab terus bertambah hingga pada tahun 2019 ini jumlah kebutuhan alkitab yang akan disebarkan telah mencapai angka 155.000 eksemplar. Ini adalah suatu lonjakan yang cukup besar yang dapat menunjukkan bahwa jumlah umat Kristiani terus bertumbuh dan berbanding lurus dengan angka kemiskinan.

Angka kebutuhan alkitab bukanlah angka yang muncul tiba-tiba tanpa perhitungan melainkan hasil dari survei yang di lakukan oleh Bidang Penelitian LAI di berbagai wilayah sasaran ditambah dengan surat-surat permohonan permintaan alkitab dari gereja-gereja lokal yang ada di seluruh Indonesia. LAI memiliki standar dalam meresponi setiap permintaan alkitab. Dalam penetapan lokasi SDK sendiri LAI bekerjasama dengan para mitranya yaitu gereja-gereja mulai dari tingkat sinode, wilayah, hingga gereja-gereja lokal. Saat seluruh data terkumpul barulah ditetapkan wilayah serta jumlah alkitab yang akan disebarkan. Penyebaran alkitab ini selalu dilakukan di lima wilayah yang masuk dalam wilayah pelayanan LAI pusat dan kantor-kantor perwakilan LAI di seluruh Indonesia. Wilayah pelayanan LAI pusat meliputi seluruh Pulau Jawa dan Bali, Kepulauan Nusa Tenggara, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Barat. LAI Perwakilan Medan melayani hampir seluruh Pulau Sumatera, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, dan Batam. LAI Perwakilan Makassar melayani wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Kepulauan Maluku, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Selatan. LAI Perwakilan Manado melayani wilayah Sulawesi Utara dan sekitarnya, serta Sulawesi Tengah. Dan terakhir LAI Perwakilan Jayapura melayani seluruh wilayah Papua dan Papua Barat.

Setelah tahap pertama selesai, maka dilanjutkan dengan tahap kedua yaitu “launching” program SDK yang akan dilaksanakan pada tahun berikutnya. “Launching” ini dilakukan pada bulan November di Kantor Pusat dan kantor-kantor perwakilan dengan mengundang gereja-gereja mitra serta seluruh koordinator SDK yang tersebar di beberapa gereja.

Selama bertahun-tahun penggerak utama dalam sosialisasi SDK dilakukan melalui presentasi langsung ke gereja-gereja dengan sasaran utama yaitu gereja yang berada di wilayah perkotaan di seluruh Indonesia. Upaya ini telah menjadi upaya yang sangat efektif untuk tidak hanya memperkenalkan program SDK tetapi juga untuk memperoleh dukungan dari umat Tuhan. Seiring berkembangnya media komunikasi dan media sosial, maka sosialisasi SDK juga dilakukan dengan menggunakan media-media sosial dan melalui aplikasi perpesanan Whatsapp yang juga efektif dan jauh lebih efisien.

Pada kesempatan yang sama saya mewawancarai juga salah satu staf pengalangan dukungan bernama Ibu Marlyn. Walaupun baru dua tahun ini terlibat dalam pelayanan SDK namun beliau sudah sangat mencintai pelayanan ini. Ibu Marlyn terlibat dalam melakukan sosialisasi bersama dengan rekan-rekan staf lainnya yang hampir dilakukan setiap minggu. Proses ini dimulai dengan mengirimkan surat permohonan, mengonfirmasi kembali, dan jika diizinkan barulah dilakukan presentasi sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh gereja yang dituju. Presentasi ini dilakukan pada jam-jam ibadah yang hanya memakan waktu kurang lebih lima menit tergantung dari waktu yang diberikan oleh gereja. Sangat singkat namun harus dimanfaatkan dengan sangat baik. Sebab di waktu yang kurang lebih lima menit itulah tergantung harapan dari umat Tuhan yang ada di pelosok negeri untuk dapat memiliki alkitabnya sendiri. Menurut beliau tidak banyak gereja perkotaan yang mau membuka diri untuk menerima program SDK ini tentu dengan berbagai pertimbangan. Hal ini terlihat dari respon yang diberikan dari setiap surat yang telah LAI kirimkan, yang mana dari total ribuan jumlah surat yang dikirimkan di sepanjang tahun 2019 ini saja hanya ada sekitar 25% gereja yang merespon dengan positif program ini.

Melakukan pelayanan SDK bagi beliau adalah hal yang sangat membahagiakan karena apa yang ia kerjakan tidak ia kerjakan untuk dirinya melainkan untuk orang lain yang sangat membutuhkan dan menunggu-nunggu datangnya alkitab bagi mereka, beliau merasa bahwa hidupnya menjadi berguna bagi orang lain karena bisa menjadi berkat. Tidak ada rasa malu dalam melakukan pelayanan ini walaupun terkesan seperti meminta-minta uang kepada jemaat sebab sekali lagi uang itu bukan untuk dirinya pribadi melainkan untuk orang lain. Sambil berkelakar, Ibu Marlyn mengungkapkan bahwa yang menjadi tantangan besar dalam presentasi ini adalah harus selalu bangun lebih pagi apabila mendapatkan waktu presntasi di ibadah pagi sebab ia sudah harus berada di gereja paling tidak 30 menit sebelum ibadah dilangsungkan.
Di tahun pelayanan 2019 ini, program SDK LAI akan dilaksanakan di Nias Selatan, Pulau Enggano, Palembang, Tanjung Karang, Bengkayang, Dayak Iban, Kapuas Hulu, Luwuk, Mamasa, Kalumpang, Sumba, Sabu, Alor, Misool, Walak, Agats, dan Tanimbar. Hingga bulan Oktober 2019 alkitab telah dibagikan di Palembang, Bengkayang, Luwuk, Misool, dan Tanimbar. Masih ada beberapa wilayah lagi yang akan segera dilakukan penyebaran alkitab hingga akhir tahun 2019 ini agar seluruh umat yang telah menantikan alkitab sebagai firman Allah menjadi hadiah akhir tahun yang sangat berharga bagi mereka dengan tujuan akhir adalah mereka dapat menghidupinya dalam seluruh bidang kehidupan mereka dan nama Tuhan yang dipermuliakan. Inilah salah satu pelayanan LAI dalam mewujudkan “Alkitab Untuk Semua”.

Salam Alkitab Untuk Semua