AJAIB BENAR ANUGERAH

Berita | 17 November 2022

AJAIB BENAR ANUGERAH


Kisah Hidup John Newton, Dari Nahkoda Laut Menjadi Nahkoda Iman

 

Amazing grace how sweet the sound
That saved a wretch like me
I once was lost, but now I'm found
Was blind but now I see

 'Twas grace that taught my heart to fear
And grace my fears relieved
How precious did that grace appear
The hour I first believed

 Through many dangers, toils, and snares
I have already come
This grace that brought me safe thus far
And grace will lead me home

 When we've been here ten thousand years
Bright, shining as the sun
We've no less days to sing God's praise
Than when we first begun

 Amazing grace how sweet the sound
That saved a wretch like me
I once was lost, but now I'm found
Was blind but now I see

 

Sebuah lagu diciptakan umumnya karena ada kisah di balik latar belakang penciptanya. Begitu juga dengan lagu Amazing Grace yang ditulis oleh seorang Pendeta Anglikan Inggris bernama John Newton yang menuangkan kisah hidupnya menjadi lirik lagu tentang anugerah yang luar biasa, yang menyelamatkan dirinya dari kemalangan. Lagu ini ditulis saat Newton berusia 47 tahun di bulan Desember menjelang Natal di Olney yang jaraknya 135 km dari kota London.

John Newton lahir di distrik Wapping, kota London pada 24 Juli 1725 dari seorang ayah yang sehari-hari bekerja sebagai nahkoda kapal laut. Sudah barang tentu Newton di masa kecilnya sering ditinggalkan ayahnya yang lebih sering menghabiskan waktunya di laut untuk mencari penghidupan. Newton di masa kecilnya lebih banyak menghabiskan waktu bersama Ibunya, Elizabeth Newton. Di usianya yang baru 4 tahun dia sudah bisa menghafal dasar-dasar-dasar pengajaran katekisasi dan lagu-lagu himne. Ibunya yang berpegang teguh dengan Alkitab menganggap ini penting bagi tumbuh kembangnya Newton. Tidak lama baginya untuk bisa menikmati kasih sayang dari seorang ibu. Ibunya meninggal karena menderita penyakit Tuberkolosis saat Newton berusia 7 tahun.

Tidak lama setelah kematian ibunya, ayahnya kemudian menikah lagi dan mempunyai anak. Newton kemudian melanjutkan pendidikan di sebuah sekolah yang sebenarnya tidak disukainya. Dia terpaksa harus mengikuti kemauan ayahnya namun tidak lama kemudian keluar karena ayahnya menganggap sekolah yang diikuti oleh Newton kurang baik kualitasnya. Newton yang seharusnya mendapatkan pendidikan formal dan menikmati masa kecilnya dengan bermain bersama teman sebayanya diajak ayahnya untuk pergi melaut. Memang pada saat itu juga belum ada peraturan khusus batas usia seorang anak bisa ikut melaut. Newton terpaksa harus tumbuh bersama para kelasi yang kasar yang moralnya jauh dari kata benar. Dan juga disuatu kesempatan Newton harus pergi melaut tanpa ada ayahnya sehingga membuat diapun harus berdiri sendiri bertahan hidup diusia yang masih sangat belia. Pada akhirnya Newton tumbuh menjadi seorang yang tidak baik. Dia seperti lupa dengan ajaran yang sudah diterimanya dulu dari ibunya yang taat dengan Firman Tuhan. Petualangannya sebagai seorang pelaut terus berlangsung sampai saat usianya menginjak 18 tahun dia bekerja dengan Angkatan Laut Kerajaan Inggris di atas kapal HMS Harwich. Newton tidak kerasan dalam bekerja lalu kemudian mencoba untuk kabur, tapi akhirnya tertangkap. Dia akhirnya dibebastugaskan dari jabatan dan dikirim ke kapal budak yang sedang lewat saat itu.

Newton kemudian bekerja sebagai pelaut di beberapa kapal yang terlibat dalam jual beli budak di dalamnya. Dia seperti kembali mengikuti jejak ayahnya yang mencari budak di seluruh pantai Afrika untuk ditangkap dan akhirnya dijual untuk mendapatkan keuntungan. Perbudakan pada masa itu masih dengan bebas dipraktekkan. Diwaktu senggangnya saat mengarungi lautan Newton juga belajar secara otodidak bahasa Latin dan geometri. Pengetahuannya yang baik membawa dia naik pangkat dan bertanggung jawab atas navigasi kapal selama mengarungi lautan yang demikian luasnya.

Perjalanan panjang dari Benua Afrika ke Benua Amerika saat itu menghabiskan waktu yang lama, belum lagi ombak yang besar yang tidak bisa diperkirakan datangnya. Banyak kapal yang kandas bahkan tenggelam karena begitu dashyatnya ombak yang datang ditambah sistem navigasi pada masa itu juga masih sederhana. Begitu juga kapalnya ikutan harus ditimpa badai besar yang menyapu beberapa anak buahnya ke laut dan dengan kemungkinan bisa tenggelam.  Awak kapalnya mulai dari pagi buta sampai siang hari harus memompa air yang masuk ke dalam geladak kapal. Karena kekurangan awak kapal Newton harus mengambil peran juga agar air tidak bertambah banyak masuk ke dalam kapal. Ditengah badai yang semakin membesar dan kedua tangan diikat ke roda perahu, Newton berseru kepada Tuhan sambil berkata, "Tuhan, kasihanilah kami." Setelah sebelas jam mengemudi, awak kapal lainnya menemukan keselamatan dengan meredanya badai. Sejak saat itu ada gejolak iman yang dirasakan Newton.

Setelah tiba dengan selamat di rumah, Newton tidak pergi mencari budak lagi, sebaliknya dia mulai belajar bahasa Ibrani dan Yunani. Dia kadang-kadang menerima permintaan untuk berbicara tentang pertobatannya di depan berbagai jemaat. Newton akhirnya ditahbiskan dan mulai memimpin gerejanya sendiri. Tuhan mengubahnya dari seorang pria yang menganjurkan perdagangan budak menjadi seorang pria yang secara aktif bekerja untuk menghapusnya. Karya sastra Newton melawan perdagangan budak ikut mendorong dan menginspirasi politikus dan juga aktivis bernama William Wilberforce untuk melanjutkan perjuangan hukum melawan perbudakan di Inggris.

Di tahun-tahun berikutnya, Newton mulai kehilangan ingatannya. Meskipun pikirannya terbatas, Newton berkata bahwa dia dapat mengingat dua hal, “Bahwa saya adalah pendosa besar, dan bahwa Kristus adalah Juruselamat Yang Agung.” Keyakinannya sekarang adalah akan ada kehidupan baru yang hanya bisa ditemukan di dalam Kristus. Newton meninggal dunia pada tahun 1807, pada usia 82 tahun. Mimpinya untuk menghapuskan perbudakan tercapai setelah Newton meninggal, di tahun yang sama dilakukan penandatanganan Undang-Undang Penghapusan Perdagangan Budak.

Lagu "Amazing Grace", meskipun berasal dari Inggris, banyak muncul di negara-negara koloni Inggris yang kemudian diiringi dengan nada yang berbeda. Lagu ini semakin populer bukan karena nadanya yang menarik, tetapi karena setiap lirik yang ditulis Newton berhubungan dengan setiap manusia yang mengalami anugerah keselamatan Yesus Kristus. Lagu ini menyentuh banyak orang di berbagai tahap perjalanan spiritual mereka.

“Amazing Grace” berbicara tentang kelembutan yang ditemukan dalam kasih karunia Kristus bagi yang percaya kepadaNya. Sebagai manusia kita tersesat, buta dalam dosa, dan perlu diselamatkan. Kasih karunia Yesus yang menyelamatkan luar biasa! Terdengar merdu bagi kita yang merasakan langsung kasih Tuhan.

Melanjutkan ke bait kedua, Newton menulis bahwa kasih karunialah yang mengajarkan hatinya untuk takut akan hukuman atas dosa-dosa yang pernah dilakukan. Anugerah yang berharga ini muncul ketika dia berdiri di tengah badai ganas itu, saat dia pertama kali percaya. Melalui pencobaan dan badai kehidupan, kasih karunialah yang membawa kita menjalani hidup, dan kasih karunialah yang akan membawa kita ke kehidupan yang kekal.

Lagu “Amazing Grace” adalah kisah pertobatan John Newton yang ditulis 250 tahun yang lalu, Namun berapa pun waktu yang sudah berlalu, makna dari himne akan terus hidup dan dapat dinikmati orang-orang di seluruh dunia. John Newton mungkin masuk dalam daftar orang tidak baik karena sempat melakukan praktek menjual manusia dalam perdagangan budak. Dia menyebut dirinya sebagai bagian dari orang yang bercela, tetapi Tuhan menemukannya. Dia diselamatkan oleh anugrah  Allah yang luar biasa. Ketika kita insaf, cemas, namun karena kasih karunia Allah kita dilegakan untuk menjalani sisa kehidupan selanjutnya.

 

John Newton : “Amazing Grace”

Istri: Mary Catlett
Lahir: Wapping, London, 24 Juli 1725
Meninggal: London, 21 Desember 1807 (Usia: 82)

Ayah: John Newton Sr. (Kapten Kapal Laut)
Ibu : Elizabeth Newton

Logo LAILogo Mitra

Lembaga Alkitab Indonesia bertugas untuk menerjemahkan Alkitab dan bagian-bagiannya dari naskah asli ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kantor Pusat

Jl. Salemba Raya no.12 Jakarta, Indonesia 10430

Telp. (021) 314 28 90

Email: info@alkitab.or.id

Bank Account

Bank BCA Cabang Matraman Jakarta

No Rek 3423 0162 61

Bank Mandiri Cabang Gambir Jakarta

No Rek 1190 0800 0012 6

Bank BNI Cabang Kramat Raya

No Rek 001 053 405 4

Bank BRI Cabang Kramat Raya

No Rek 0335 0100 0281 304

Produk LAI

Tersedia juga di

Logo_ShopeeLogo_TokopediaLogo_LazadaLogo_blibli

Donasi bisa menggunakan

VisaMastercardJCBBCAMandiriBNIBRI

Sosial Media

InstagramFacebookTwitterTiktokYoutube

Download Aplikasi MEMRA

Butuh Bantuan? Chat ALIN


© 2023 Lembaga Alkitab Indonesia