Kata Sabat berasal dari kata kerja Ibrani Shabbat, yang berarti “berhenti” atau “beristirahat”, dan menunjuk kepada hari ketujuh dari satu minggu, mulai dari hari Jumat ketika matahari terbenam sampai hari Sabtu ketika matahari terbenam. Orang Israel kuno, sama seperti orang Yahudi modern, beribadat pada hari Sabat dan beristirahat dari pekerjaan mereka.
Uraian Alkitab tentang asal usul Sabat ada di dalam Kej. 2:1-3. Ayat-ayat yang tertera di akhir cerita penciptaan ini bercerita tentang Allah yang beristirahat dari kegiatan penciptaan pada hari yang ketujuh dan menjadikan hari itu sebagai hari istirahat yang khusus. Dalam kitab Keluaran ada garis hubungan antara istirahat Allah dalam kegiatan penciptaan dan perintah kepada orang Israel untuk beristirahat dari pekerjaan mereka pada hari Sabat dan beribadat kepada Tuhan (Kel. 20:8-11, 31:17). Istirahat ini bukan hanya untuk orang Israel, tetapi juga bagi binatang, para pelayan (termasuk budak-budak) mereka, dan orang-orang asing yang menetap di Israel (Kel. 23:12; Ul. 5:14-15).
Pelaksanaan Sabat setiap minggu juga berhubungan dengan perintah Alkitab bahwa setiap tujuh tahun sekali tanah harus diistirahatkan selama satu tahun penuh. Selama Tahun Ketujuh ini (atau “tahun Sabat), tanah tidak dibajak atau ditanami. Ini dilakukan untuk menghormati Tuhan, pemilik tanah yang sesungguhnya (Kel. 23:10-11; Im. 25:1-7). Setiap tanaman yang tumbuh dengan sendirinya harus dibiarkan di ladang untuk kaum miskin dan binatang-binatang yang bekerja. Tahun Ketujuh juga adalah waktu di mana hutang dihapuskan (Ul. 15:1-3).
Alkitab juga berbicara tentang Tahun Yobel. Setiap Tahun Sabat yang ketujuh (setiap empat puluh sembilan tahun), tanah yang sudah dijual harus dikembalikan kepada pemilik asalnya, dan semua budak harus dikembalikan kepada keluarga mereka (Im. 25:8-34). Tahun ini dimulai pada “Hari Pendamaian” dengan meniup sangkakala.
Pelaksanaan Sabat adalah salah satu unsur yang paling penting dalam agama Israel. Hal ini mengingatkan mereka akan status khusus mereka sebagai umat pilihan Tuhan dan bahwa Tuhan adalah pencipta dunia. Pelaksanaan tiga Sabat perhentian dan pembebasan ini menunjuk pada keinginan Tuhan untuk membebaskan semua ciptaan. Merayakan hari-hari raya ini mengingatkan mereka akan kebutuhan mereka sendiri untuk terus-menerus diciptakan kembali.
Sumber: Alkitab Edisi Studi