Tentang perbedaan terjemahan dalam Yehezkiel 34:16
(Pdt. Anwar Tjen, Ph.D., Kepala Departemen Penerjemahan LAI)
Lembaga Alkitab Indonesia kerap menerima pertanyaan dari para pembaca Alkitab mengenai perbedaan tajam dalam terjemahan Yehezkiel 34:16. Untuk jelasnya, perhatikan kutipan berikut dari Alkitab Terjemahan Baru (1974 = TB-LAI):
“Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, serta yang gemuk dan yang kuat akan Kulindungi. Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya.”
Bandingkanlah dengan terjemahan berikut:
I will search for the lost and bring back the strays. I will bind up the injured and strengthen the weak, but the sleek and the strong I will destroy. I will shepherd the flock with justice (New International Version = NIV).
Mana yang benar? Tuhan kelak akan melindungi domba-domba yang gemuk dan yang kuat (TB-LAI), atau malah membinasakan domba-domba yang gemuk dan yang kuat (NIV)? Apakah TB-LAI keliru menerjemahkannya? Bagaimana menjelaskan makna yang bertolak belakang ini?
(1) Pertama-tama, perlu diketahui bahwa sama seperti banyak terjemahan Alkitab lainnya, TB-LAI diterjemahkan menurut teks-teks kuno Ibrani untuk Perjanjian Lama dan teks-teks Yunani untuk Perjanjian Baru. Salah satu teks kuno Ibrani yang diikuti adalah teks Masoret. Naskah Masoret disalin oleh sekelompok ahli Yahudi antara abad ke-7 sampai abad ke-10 M. Kebanyakan terjemahan Alkitab sekarang ini mengikuti teks Masoret, tetapi tidak mengikutinya mentah-mentah untuk setiap ayat. Alasannya, meskipun sangat kecil jumlahnya, ada bagian tertentu dalam teks Ibrani sendiri yang kabur, kurang lengkap, atau dapat dipahami dengan makna yang berbeda.
(2) Kira-kira abad ke-2 seb.M., Alkitab Ibrani (Perjanjian Lama) diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani. Terjemahan ini disebut Septuaginta dan dikerjakan di Aleksandria, Mesir. Septuaginta jelaslah diterjemahkan dari teks Ibrani, sehingga bila teks Masoret kurang lengkap atau bila teks Masoret sulit dipahami, Septuaginta dapat dimanfaatkan sebagai referensi yang penting. Berdasarkan terjemahan terkuno ini, para ahli dapat menelusuri teks Ibrani di balik terjemahan tersebut.
Jadi, selain teks Masoret, dalam kasus tertentu para ahli perlu mempertimbangkan pula teks-teks Ibrani lain yang dinilai otentik, termasuk teks Ibrani di balik Septuagint dan Naskah-naskah Laut Mati yang terkenal itu.
(3) Dalam Yehezkiel 34:16 teks Masoret memuat kata אשׁמיד (’ashmîd) yang berarti “Kuhancurkan, Kubinasakan”, padahal dalam ayat-ayat sebelumnya TUHAN berjanji akan mencari dan menyelamatkan domba-domba-Nya (34:11-15). Mengapa dalam ayat 16 tiba-tiba digunakan kata “membinasakan” untuk domba-domba yang gemuk dan yang kuat? Perubahan ini juga kurang selaras dengan penegasan TUHAN pada bagian akhir ayat ini, “Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya”.
(4) Ketidakselarasan itu menimbulkan tanda tanya dan mendorong para ahli untuk meneliti teks-teks kuno lainnya. Ternyata, Septuaginta memuat kata fula,xw (fulaksō) yang berarti “Kujaga, Kupelihara, Kulindungi.” Di balik terjemahan Yunani ini, para ahli menelusuri kata Ibrani אשׁמר (’eshmor) sebagai sumbernya, yang berarti “Kujaga, Kupelihara, Kulindungi.”