Dili, Timor Leste — Suara pujian dalam bahasa Tetum terdengar lembut dari umat Tuhan Igreja Evangelica Assembleia de Deus (IEAD) di Pulau Atauro:
“Jesus diak diak mai hau,
hau labele selu Nai nia amor o Jesus…”
(Yesus baik bagi saya, saya tak dapat membayar kasih Yesus…)
Lagu itu dinyanyikan dengan penuh sukacita oleh anak-anak yang baru saja menerima Alkitab. Pujian sederhana itu menjadi simbol nyata kasih Tuhan yang hadir melalui program Satu Dalam Kasih — sebuah misi pelayanan lintas negara yang dilaksanakan oleh Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) pada 22–27 September 2024.
Dalam kunjungan ini, LAI menyalurkan 4.193 Alkitab kepada berbagai gereja di Timor Leste. Distribusi mencakup 2.700 Alkitab dewasa, 93 Alkitab Edisi Studi bagi pendeta dan guru Injil, 120 Alkitab Lansia dengan huruf besar, serta 1.280 Alkitab anak yang disertai 1.000 komik Alkitab. Pengiriman dilakukan ke berbagai wilayah, mulai dari gereja-gereja di bawah Sinode Igreja Protestante Iha Timor Lorosae (IPTL), hingga pulau-pulau terpencil seperti Atauro dan Distrik Oekusi.
“Kami sangat bersyukur atas kasih dan dukungan dari Lembaga Alkitab Indonesia. Bantuan ini adalah napas bagi pelayanan kami di Timor Leste,” ungkap Pdt. Dominggos Alves, Ketua Sinode IPTL, saat menyambut tim Satu dalam Kasih LAI di Dili.
Ia menambahkan bahwa bagi IPTL, Alkitab adalah sumber kehidupan rohani dan kekuatan gereja di tengah perjalanan menuju kemandirian. IPTL saat ini membawahi 76 jemaat dengan total 12.809 anggota, namun hanya memiliki 45 pendeta dan 25 guru Injil. Di tengah keterbatasan itu, mereka terus berupaya memperlengkapi pelayan Tuhan melalui Pusat Pelatihan Teologi yang didirikan sejak 2021. “Kami sangat terbantu dengan Alkitab Edisi Studi. Bagi para pendeta muda, ini menjadi alat belajar yang menuntun kami memahami Firman Tuhan lebih dalam dan kontekstual,” ujarnya.
Kehadiran LAI di Timor Leste bukan sekadar misi distribusi, melainkan perjumpaan penuh kasih antara dua bangsa yang dulu terpisah oleh sejarah, namun kini dipersatukan kembali oleh Firman Tuhan.
Tim Satu Dalam Kasih LAI yang terdiri dari Erna Yulianawati, Alpha Martyanta, dan Perlando Panjaitan turut menyaksikan bagaimana Alkitab menjawab kerinduan umat di pelosok-pelosok negeri.
Salah satu penerima Alkitab adalah Akwildo Emmanuela Ballo, jemaat Gereja IPTL Maranata di Distrik Oekusi. Dengan mata berbinar, ia berkata, “Kami sudah lama haus akan Firman Tuhan. Banyak di antara kami yang belum memiliki Alkitab pribadi. Kini kami bisa membacanya sendiri, mengajarkannya kepada anak-anak, dan merasakan kembali semangat yang baru dalam iman.”
Ia menuturkan bahwa di wilayahnya, umat Protestan masih menjadi minoritas dan sering menghadapi tantangan sosial karena dianggap berbeda dengan adat setempat. “Alkitab menolong kami untuk tetap berdiri teguh. Di tengah tekanan, Firman Tuhan menjadi pelita bagi langkah kami,” tambahnya dengan suara bergetar.
Selain membagikan Alkitab, LAI juga berdialog dengan para pemimpin gereja mengenai upaya penerjemahan Alkitab ke bahasa Tetum, bahasa nasional Timor Leste. Hingga kini, umat di sana masih menggunakan Alkitab bahasa Indonesia atau Portugis, yang kemudian diterjemahkan lisan dalam ibadah.
“Kami rindu memiliki Alkitab dalam bahasa hati kami sendiri, agar Firman Tuhan semakin mudah dipahami oleh semua kalangan, termasuk anak-anak dan lansia,” tutur Pdt. Dominggos.
Kunjungan ini menjadi pengingat bahwa pelayanan Firman Tuhan tidak mengenal batas negara. Meski Timor Leste telah berdiri sendiri sejak 20 Mei 2002, persaudaraan rohani antara gereja-gereja di Indonesia dan Timor Leste tetap terjalin erat. Melalui program Satu Dalam Kasih, kasih Kristus menembus sekat sejarah dan geografis, membawa harapan baru bagi umat yang haus akan Firman.
Misi ini mungkin sederhana, namun dampaknya besar, dari jemaat kecil di Oekusi hingga anak-anak di Pulau Atauro, semuanya kini bisa membuka halaman demi halaman Alkitab dengan penuh sukacita.
Dan dari tempat kecil itu, doa sederhana terucap dalam bahasa Tetum:
“Jesus diak diak mai hau…”
Sebuah lagu syukur yang menandai bahwa kasih Tuhan telah sampai, bahkan hingga ke ujung timur bumi.
