Catatan kecil atas Buku "Selagi hari masih Siang: Catatan Perjalanan SAE Nababan".
Mengenal sosok kuat spt Pdt SAE Nababan ini, membutuhkan pengertian yg kuat pula untuk memahaminya. Saya senang pernah bertemu dgnnya, dan memoar ini menajamkan pengenalan saya. Dari hal 364-dstnya di buku ini, ia mencoba memahami mengapa HKBP sedemikian bergejolak, dan ia pun masuk dalam benturan itu. Ada alasan historis ttg pengelolaan jabatan yg belum tuntas, ada pencarian rohani di era modern, tapi juga ada tekanan sosial ekologis yg mendesak tanah Batak. Dan pdt SAE masuk, menghadapinya, dan dgn terbuka "selagi hari siang" ia mencoba mengatasinya. Ada teologi keseimbangan ekonomi dan rekonsiliasi yg ia tawarkan. Tentu tantangan masih terbuka, dan membutuhkan generasi baru menuntaskannya.
Atas semua itu saya senang karena ia mau mendorong kaum muda bergerak maju. Ia banyak merekomendasikan saya agar masuk di dunia ekumenis, dan ia tak ragu bertanya soal2 antariman. Memang, semakin besar seseorang, semakin diperlukan pengertian yg luas untuk menjelaskannya. Dan kita akan beruntung kalau dalam jalan hidup kita bertemu dgn org seperti ini.
Istirahat dalam dalam damai, Amang SAE
(martin lukito sinaga)