Pengantar
‘Amerta Kasih Allah’ adalah kumpulan renungan selama masa raya Paskah, mulai dari Rabu Abu hingga hari Paskah. Terdapat 11 renungan yang sudah disiapkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia dengan menggunakan daftar bacaan Alkitab menurut The Revised Comon Lectionary (RCL) Tahun A. Ada beberapa renungan yang mengacu pada dua atau lebih daftar bacaan yang sudah tersusun dalam RCL. Lantas, mengapa LAI menggunakan ‘Amerta Kasih Allah’ sebagai judul rangkaian renungan ini?
Kata ‘Amerta’, mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, memiliki arti ‘tidak dapat mati’ atau ‘abadi’. Melalui penggunaan kata tersebut, judul ‘Amerta Kasih Allah’ ingin menekankan kuasa, dampak dan nilai kasih Allah yang tidak akan pernah dan tidak dapat berakhir. Sebagai umat TUHAN, tentu banyak hal di dalam seluruh kehidupan kita yang dapat dijadikan sebagai monumen peringatan akan kasih-Nya yang tidak pernah berakhir. Salah satunya adalah mengenai peristiwa salib, yakni ketika Yesus Kristus, Sang Anak, bersedia untuk mengalami kematian di dalam diri-Nya sendiri demi menghadirkan pembebasan dari kuasa maut bagi kita. Inilah peristiwa yang sering dirayakan sebagai ‘Paskah’1.
Masa raya Paskah dimulai dari hari Rabu Abu, yakni 40 hari sebelum Paskah dengan 6 Minggu Pra-Paskah di dalamnya. Perhitungan ini didapatkan karena hari Minggu tidak dimasukkan ke dalam hitungan, sehingga total ditemukan 40 hari (4 hari sejak Rabu Abu + 6 Minggu Pra-Paskah: Senin s/d Sabtu). Masa Pra- Paskah menjadi rangkaian hari liturgi yang perlu dijalani secara tepat dan dimaknai secara mendalam sehingga setiap umat Kristen dapat mempersiapkan dirinya sebagai umat yang mengalami kasih Tuhan yang amerta, abadi dan tanpa syarat itu.
Kita perlu menyadari bahwa seluruh karya penyelamatan yang diberikan melalui kehadiran Yesus Kristus di dunia telah menjadi sebuah tanda atas kasih-Nya yang begitu besar. Seperti yang tertulis dalam Yohanes 3:16, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Artinya, karya penyelamatan ini merupakan wujud pekerjaan yang sungguh-sungguh dari Tuhan. Ia tidak serba tanggung apalagi main-main dalam mewujudkan kasih-Nya yang amerta.
Sebagai upaya untuk memaknai nilai penyelamatan melalui peristiwa salib, yakni ketika Kristus berkenan untuk memberikan nyawa-Nya, menerima kematian di dalam Diri-Nya hingga bangkit mengalahkan kuasa maut, LAI pun memfasilitasi umat untuk menjalani masa raya Paskah ini dengan rangkaian bahan permenungan. Terdapat Sebelas renungan tertulis yang diharapkan dapat menjadi modal bagi setiap umat untuk berfleksi, mulai dari masa pra-Paskah, Pekan Suci, dan Masa Paskah. Fokus utama yang ingin ditekankan dalam rangkaian permenungan ini adalah terkait tema ‘keselamatan’ atau ‘penyelamatan’ sebagai produk kasih Allah yang amerta. Hal ini dimaksudkan supaya umat TUHAN tidak terjebak dalam rutinitas perayaan atau bahkan mulai kehilangan nilai Paskah itu sendiri. Kita perlu sungguh-sungguh menghayati nilai pengorbanan yang Kristus telah lakukan dan esensi kualitas serta dampak dari keselamatan yang Dia berikan.
1 Info lebih lanjut mengenai penggunaan kata ‘paskah’ atau ‘paska’ dapat ditelusuri pada artikel bertajuk ‘Mana yang Benar: Paskah atau Paska?’. Klik tautan https://www.alkitab.or.id/layanan/berita-detail/mana-yang-benar-paskah-atau-paska
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Rabu Abu | Minggu Prapaskah 1 | Minggu Prapaskah 2 | Minggu Prapaskah 3 |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Minggu Prapaskah 4 | Minggu Prapaskah 5 | Minggu Palma | Kamis Putih |
![]() |
![]() |
![]() |
|
Jumat Agung | Sabtu Sunyi | Hari Paskah |