-->

Minggu Prapaskah 1 2023


Minggu Prapaskah 1
26 Februari 2023

Waspada Kuasa Maut

Kejadian 2:15-17, 3:1-7 dan Matius 4:1-11

Renungan

Matius 4:1-11 sudah memberikan potret bukti tentang kuasa pada diri Yesus Kristus atas Iblis dengan segala jerat dosa yang sudah dilancarkan kepada-Nya. Bacaan injil ini telah menunjukkan bahwa Iblis dan dosa tidak memiliki kuasa apa pun terhadap Yesus Kristus. Tentu saja, hal ini menjadi catatan kesaksian yang begitu penting, entah untuk para pembaca langsung dari injil Lukas pada ribuan tahun yang lalu maupun untuk kita, para pembaca di masa sekarang.

Melalui Matius 4:1-11 Iblis begitu berhasrat untuk menjatuhkan Yesus ke dalam pencobaan, yakni ke dalam keinginan untuk melawan kehendak TUHAN. Hal yang penting untuk kita sadari adalah cara Iblis yang begitu licik dalam memberikan pencobaan, yaitu dengan menggunakan teks firman TUHAN untuk memanipulasi Yesus. Meski demikian, kuasa pada diri Yesus adalah jauh lebih besar untuk dapat dikalahkan dan dibelenggu oleh tipu muslihat Iblis. Maut pun tidak dapat berkuasa atas diri Yesus Kristus.

Kondisi yang berbanding terbalik justru muncul pada narasi Kejadian 3:1-7. Sepasang manusia pertama yang diciptakan TUHAN justru terlalu lemah untuk menghadapi manipulasi kuasa dosa. Mereka tertipu dalam segala perkataan manipulatif si ular yang memutarbalikkan segala perkataan atau firman TUHAN hingga keduanya mengambil pilihan untuk melawan perintah/perkataan TUHAN yang sudah diberikan bagi mereka. Inilah kejatuhan manusia ke dalam dosa akibat kurangnya daya melawan segala tipu muslihat dosa yang mengarahkannya kepada maut.

Manusia pada Kejadian 3 tampil tanpa adanya perlawanan terhadap jebakan si ular. Perbincangan di antara mereka pun lebih didominasi oleh sugesti dari si ular untuk membawa mereka ke dalam dosa, sedangkan manusia tidak memberikan argumentasi yang masif untuk melawan sugesti tersebut. 2Hal ini pun menjadi tanda akan kurangnya ikatan emosional dari mereka terhadap perkataan TUHAN sehingga keduanya begitu mudah berkhianat. Alhasil, daya kritis iman keduanya menjadi tumpul di hadapan jeratan dosa yang membawa mereka, tanpa sadar, menuju kuasa maut.

Pada Minggu pra-Paskah 1 ini kita diajak untuk menggumuli ulang daya kritis iman menghadapi dosa dengan segala kuasa manipulatif yang muncul dalam berbagai jeratnya terhadap manusia. Inilah bentuk kuasa maut yang perlu kita waspadai agar tidak terus-menerus terjerembap pada ‘lubang dosa’. Narasi kuasa Yesus melawan kuasa maut dalam Matius 4 telah menunjukkan kepada kita terhadap pentingnya pengenalan dan keterhubungan yang erat dengan firman TUHAN sehingga kita tidak mudah dikelabui oleh jerat-jerat dosa. Masalah besar terjadi ketika seorang umat percaya tidak menyadari bahwa dirinya sedang terhisap oleh kuasa maut yang memanipulasi kesadaran imannya untuk melawan TUHAN. Inilah sebuah kondisi yang sangat perlu diwaspadai dan dihindari oleh setiap umat TUHAN.

Selama minggu pra-Paskah kita diharapkan mampu menggumuli, memaknai dan membangun dengan lebih kokoh segala bentuk relasi serta ikatan emosional antara kita dengan TUHAN, sang Kasih Agung yang memberikan keselamatan bagi duina. Oleh sebab itu, pada minggu pra-Paskah 1 ini marilah kita memaknai dengan sungguh terkait pentingnya daya kritis iman yang hanya dapat muncul melalui eratnya hubungan antara kita dengan Sang Firman Hidup. Hal ini sangat krusial untuk menolong kita terbebas dari segala manipulasi kuasa maut.

2Derek Kidner. Genesis: Tyndale Old Testament Commentaries. 2008. Down Grove: IVP Academic, 77.


Pertanyaan Refleksi

Apakah anda sudah memiliki daya kritis iman untuk melawan jeratan dosa dan seberapa siap anda untuk menghadapinya?