-->

Minggu Prapskah 2 2023


Minggu Prapaskah 2
5 Maret 2023

Karyakan Iman Dalam Janji Penyelamatan

Kejadian 12:1-4; Yohanes 3:1-17

Renungan

Kisah Abraham yang dipilih TUHAN untuk memasuki sebuah wilayah tanah perjanjian menjadi titik sejarah dan tradisi iman umat percaya. Momen itu menunjukkan kebesaran kasih TUHAN yang memberikan janji berkat bagi Abraham dan seluruh keturunannya. Namun, apa berkat yang dimaksudkan? Kemudian, siapa saja keturunan itu dan yang berhak mendapatkan janji berkat tersebut?

Tulisan Rasul Paulus bagi jemaat di kota Roma sudah dengan tegas menunjukkan bahwa warisan sebagai bagian dari garis keturunan Abraham tidaklah menjadikan orang Yahudi mendapatkan keselamatan secara mutlak. Keselamatan atau yang disebut oleh Paulus sebagai kasih karunia dari TUHAN hanya dapat diterima oleh orang-orang yang mewarisi iman pada diri Abraham, seperti ketika ia mengimani perintah TUHAN yang menyuruhnya pergi meninggalkan kampung halaman menuju tanah asing, tanah yang dijanjikan TUHAN. Kita perlu menyadari bahwa perkataan TUHAN kepada Abraham adalah sebuah instruksi yang sangat sulit untuk dilakukan, secara khusus bagi manusia yang hidup di tengah zaman dengan stabilitas ekonomi dan politik yang begitu dinamis. TUHAN berkata, “Berfirmanlah Tuhan kepada Abram: ”Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu;” Instruksi ini tidak membawa Abraham untuk menuju sebuah situasi dan kondisi hidup yang begitu menyenangkan. Justru sebaliknya, TUHAN sedang membawa Abraham untuk meninggalkan segala kemapanan dan keamanan yang sudah ia miliki di kampung halamannya untuk pergi menuju sebuah lokasi yang masih terlalu asing bagi dirinya. Bagi kita, para pembaca di masa sekarang, mungkin cenderung memusatkan pikirkan pada ‘tanah perjanjian’ tersebut, yang dianggap sebagai sebuah lokasi yang penuh berkat, kenikmatan, dan hal indah lainnya. Namun, kita perlu memposisikan diri sebagai Abraham yang diberikan mandat agar meninggalkan seluruh kemapanan hidupnya pada saat itu untuk menghidupi sebuah bentuk kehidupan baru yang masih terlalu misterius. Bayangkan saja, anda diminta untuk meninggalkan seluruh hal yang begitu menimbulkan kenikmatan bagi diri anda? Kira-kira, respons apa yang akan anda berikan? Kemungkinan besar, banyak orang akan melakukan penolakan atau paling tidak mencoba tawar-menawar agar kondisinya tidak terlalu sulit untuk dijalani.

Kisah hidup Abraham dan nasihat yang diberikan oleh Paulus ini pun menjadi pedoman yang begitu baik untuk menolong kita kembali menghayati nilai penyelamatan dan bagaimana kita perlu memperlakukan penyelamatan yang TUHAN berikan melalui peristiwa salib. Mungkin, masih banyak orang yang menyangka dan menganggap bahwa penyelamatan dari TUHAN berarti pembebasan yang memberikannya keleluasaan untuk bertindak sesuka hati atau mungkin sebuah kondisi hidup yang seratus persen terbebas dari kesulitan.


Pertanyaan Refleksi

Apakah anda sudah memiliki daya kritis iman untuk melawan jeratan dosa dan seberapa siap anda untuk menghadapinya?