-->
Telusur Jalan Keselamatan Adven 1 2022

Adven 1
27 November 2022

Persiapkan Diri Menjalani Kebenaran

Yesaya 2:1-5; Mazmur 122; Roma 13:11-14; Matius 24:36-44

a. Doa Pembuka

Ya Allah. Aku/kami siap untuk menerima dan merenungkan firman-Mu. Tolonglah aku/kami untuk memahami dan melakukannya di dalam bimbingan Roh-Mu. Amin.


b. Telaah Firman

Bacaan berdasarkan injil Matius 24 mungkin terkesan mengerikan hingga menimbulkan pertanyaan, “mengapa teks ini justru dijadikan bacaan pada minggu-minggu Adven?”, “Bukankah semestinya minggu penantian kelahiran sang Juruselamat perlu diisi dengan teks-teks yang menekankan sukacita?” Marilah kita cermati daftar bacaan pada minggu Adven-1 ini secara keseluruhan demi melihat sebuah benang merah yang akan menolong kita untuk mendapatkan pesan penantian yang koheren.

Teks Matius 24:36-44 memang berisikan pesan dari Tuhan Yesus mengenai kedatangan-Nya kembali atau yang juga disebut sebagai parousia. Pada masa-masa inilah akan terjadi situasi-kondisi yang cukup mengerikan dan miris, yakni ketika ada orang yang ‘ditinggalkan’. Lantas, apakah itu berarti Tuhan adalah sosok yang pilih kasih? Apakah ini menunjukkan bahwa kasih-Nya, yang dikatakan tak terbatas, itu justru bersyarat? Apabila kita melihat keseluruhan perikop injil Matius ini beserta dengan rangkaian daftar bacaan Minggu Adven-1, maka kita justru akan mendapatkan pemaknaan yang sungguh berbeda.

Matius 24:44 dapat menjadi petunjuk bagi para pembaca tentang garis besar keterhubungan pada setiap daftar bacaan Minggu Adven-1. Pada ayat ini Tuhan Yesus berkata, “Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.” Kalimat ini telah memberikan rangkuman konteks seluruh pernyataan yang muncul dalam perikop Matius 24:37-44. Perintah untuk ‘mempersiapkan diri’ merupakan sebuah tindakan yang perlu dilakukan bagi manusia agar tidak melewatkan momen penentuan pada saat parousia itu terjadi. Oleh sebab itu, gambaran situasi ketika ada orang yang ditinggalkan dan ada orang yang dibawa digunakan untuk menekankan pentingnya proses persiapan tersebut, bukannya menggambarkan Tuhan yang pilih kasih.

Lantas, persiapan seperti apa yang perlu dilakukan oleh manusia, dalam hal ini secara khusus oleh umat Tuhan?

Teks Yesaya 2:1-5 menolong kita untuk memahami tentang datangnya sang Juruselamat. Pada ayat 5 di dalam teks tersebut muncul sebuah ajakan bagi umat agar secara sukarela berjalan di dalam terang Tuhan. Kalimat ‘berjalan dalam terang Tuhan’ pun bukanlah sesuatu yang abstrak, melainkan sesuatu yang sangat praktis. Kita akan dapat memahami hal ini ketika mengacu pada ayat 3 yang bertuliskan, “Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Dia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya…”. Inilah sebuah pesan kenabian tentang langkah hidup yang semestinya dilakukan oleh setiap umat TUHAN pada saat momen penggenapan nubuat mesianik terjadi -pesan kenabian tentang hadirnya sang Juruselamat- yakni kesediaan menghidupi segala pengajaran dari firman TUHAN.

Bacaan kitab pada Minggu Adven-1 ini telah menunjukkan kepada para pembaca bahwa masa penantian atau persiapan untuk menyambut lahirnya sang Juruselamat merupakan rangkaian waktu yang perlu diisi dengan pembentukan diri yang matang sebagai umat Tuhan. Pembentukan inilah yang akan sangat berdampak pada siap atau tidaknya kita untuk menerima sang Juruselamat. Pembentukan ini pula yang menjadi langkah konkret sekaligus sebagai momen evaluasi dari seluruh umat Tuhan mengenai efektivitas menggunakan seluruh waktu yang kita miliki dalam menghidupi firman Tuhan.


c. Pertanyaan Reflektif

Silakan renungkan pertanyaan ini (apabila anda melakukannya secara komunal, maka setiap orang perlu memberikan pendapat sesuai perenungannya masing-masing). Berikanlah waktu yang cukup dan tidak terburu-buru.

  • Menurut anda, apa makna ‘menjadi murid Tuhan yang matang/dewasa’?
  • Apakah anda sudah cukup efektif menggunakan waktu dalam mendalami dan menghidupi firman Tuhan? Kenapa?

d. Ilustrasi

Bukalah video ini (jika mungkin untuk melakukannya)
https://www.youtube.com/watch?v=7Umn_maaP3g

Alkitab merupakan sumber utama bagi umat Tuhan untuk mengalami kebenaran dan pengenalan akan Tuhan. Oleh sebab itu, ketersediaan Alkitab diiringi akses yang makin luas bagi umat pada masa sekarang untuk mendapatkan isi Alkitab merupakan sebuah keuntungan yang perlu digunakan secara optimal. Persoalannya adalah tidak semua umat Tuhan yang dapat dengan mudah mampu mengalami Alkitab secara personal. Maksudnya, terdapat hambatan yang sangat esensial bagi mereka untuk melakukan pendalaman atas Alkitab. Hal ini bukan disebabkan oleh minimnya niatan dalam membaca Alkitab melainkan karena kemampuan literasi yang belum memadai.

Apakah anda mengetahui bahwa masih cukup banyak umat Tuhan, khususnya di Indonesia, yang belum memiliki kemampuan baca-tulis? Hal ini tentu menjadi ‘tembok besar’ yang menghalangi mereka untuk mengalami isi kebenaran firman Tuhan secara personal. Oleh sebab itu, sebagai upaya untuk semakin mendekatkan Alkitab kepada seluruh umat Tuhan di Indonesia, LAI menjalankan program Pembaca Baru Alkitab yaitu sebuah upaya untuk memberantas buta aksara berbasis Alkitab. (info selengkapnya dapat anda telusuri pada tautan berikut: https://www.alkitab.or.id/donasi/program/pelibatan/pba-sumba-timur


e. Doa Penutup

Ya TUHAN, tolonglah kami untuk menggunakan seluruh waktu yang Engkau anugerahkan sebagai kesempatan untuk terus menjalin relasi yang intim dengan-Mu, melalui pembacaan dan menghidupi kebenaran firman-Mu. Kami juga berdoa bagi mereka yang masih harus berupaya keras dalam menggapai kemampuan baca-tulis, kiranya hal itu dapat segera mereka miliki sehingga isi Alkitab dapat mereka nikmati secara langsung. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.