-->

Telusur Jalan Keselamatan Adven 2 2022


Adven 2
4 Desember 2022

Bersiaplah Menyambut Kedatangan-Nya

Yesaya 11:1-10; Mazmur 72:1-7, 18-19; Roma 15:4-13; Matius 3:1-12

a. Doa Pembuka

Ya Allah. Penuhilah aku dengan hikmat-Mu dan bimbinglah aku untuk menerima serta memaknai segala kebenaran firman-Mu. Amin.


b. Telaah Firman

Seruan pertobatan yang diberitakan oleh Yohanes merupakan sebuah langkah yang sangat esensial dalam rangkaian penggenapan nubuatan Mesianik. Hal ini sudah tergambar secara jelas dalam pesan kenabian Yesaya mengenai masa ketika sang Juruselamat datang. Berdasarkan Yesaya 11:1-10 kita dapat melihat perihal kondisi yang tercipta pada saat penggenapan nubuat tersebut terjadi, yakni “…tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung-Ku yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan TUHAN, seperti air laut yang menutupi dasarnya.”. Bahkan, secara sangat ideal nabi Yesaya menggambarkan perubahan total situasi kehidupan, yakni ketika “Serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya. Lembu dan beruang akan sama-sama makan rumput dan anaknya akan sama-sama berbaring, sedang singa akan makan jerami seperti lembu. Anak yang menyusu akan bermain-main dekat liang ular tedung dan anak yang cerai susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak.”

Transformasi hidup yang muncul dalam nubuat nabi Yesaya tentu menjadi situasi dan kondisi yang didambakan oleh setiap manusia. Persoalannya adalah transformasi tersebut bukanlah sesuatu yang terjadi tanpa adanya upaya. Maksudnya, bukan berarti upaya manusialah yang menghasilkan terciptanya penggenapan nubuatan tersebut. Semua hanyalah karena Mesias, Yesus Kristus itu sendiri yang akan membawa perubahan situasi-kondisi hidup. Namun, sebagai umat Tuhan, bukan berarti kita sekadar ‘pangku kaki’ dan menikmati secara malas setiap situasi-kondisi hidup yang Tuhan hadirkan.

Pertobatan yang diiringi dengan perubahan hidup perlu diupayakan oleh seluruh umat Tuhan. Itulah mengapa Yohanes Pembaptis menyerukan berita pertobatan sebagai langkah awal menyambut kedatangan sang Juruselamat, kesiapan untuk memasuki era penggenapan atas segala nubuatan mesianik yang telah disampaikan oleh nabi-nabi Israel pada masa lampau. Pertobatan ini pun sangat diperlukan sebagai bentuk kerelaan, kesiapan, komitmen manusia dalam menerima hadirnya sang Juruselamat yang akan membawa perubahan hidup. Masalahnya adalah tidak semua orang siap untuk mengalami pertobatan. Oleh sebab itu, seruan pertobatan yang disampaikan Yohanes Pembaptis dapat menjadi sebuah paksaan bagi mereka yang tidak rela melakukannya, tetapi dapat menjadi sebuah ajakan bagi mereka yang memang mau membuka hati untuk menerima kehadiran sang Juruselamat.

Pertobatan pun menjadi langkah konkret yang dapat dilakukan oleh umat Tuhan agar siap mengalami perubahan situasi-kondisi hidup yang dihadirkan sang Mesias bagi dunia. Selain itu, pertobatan, jikalau dilakukan dalam ketekunan, juga akan menambah daya tahan iman dan pengharapan. Hal ini sesuai dengan tulisan Paulus dalam Roma 5:4-5, “dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.” Artinya, sebuah pertobatan dapat berfungsi sebagai indikator keseriusan umat dalam menyambut penggenapan hadirnya sang Juruselamat sekaligus menjadi media pelatihan iman yang terus berpengharapan di dalam-Nya.

Kita perlu menyadari bahwa kelahiran sang Juruselamat bukanlah sesuatu yang dapat kita nikmati dengan ‘berpangku kaki’, bermalas-malasan dan bersikap pasif. Justru, kita perlu berperan aktif dalam mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, dimulai dengan kesiapan diri dalam menyambut kedatangan-Nya. kelahiran sang Juruselamat tentu menghadirkan sukacita yang besar. Pengharapan yang Ia hadirkan melalui kedatangan-Nya ke dunia ini tentu menjadi dambaan setiap manusia, khususnya bagi seluruh umat Tuhan yang mengasihi-Nya. Namun, jangan sampai kita menikmati kesukacitaan tersebut dalam sikap pasif yang justru berujung pada sebuah tindakan manipulatif terhadap kasih-Nya. Marilah kita tunjukkan keseriusan dalam menyambut kelahiran sang Mesias yang dapat kita mulai dengan kesediaan untuk membuka diri dalam pertobatan yang tulus di hadapan-Nya.

Jadi, seberapa jauh persiapan yang sudah anda lakukan untuk menyambut lahirnya sang Juruselamat, Yesus Kristus?


c. Tindakan Reflektif

Silakan renungkan pertanyaan ini (apabila anda melakukannya secara komunal, maka setiap orang perlu memberikan pendapat sesuai perenungannya masing-masing). Berikanlah waktu yang cukup dan tidak terburu-buru.

  • Apakah saya pernah mengupayakan pertobatan? -Jika tidak: mengapa? Jika iya: apakah pertobatan itu tetap dapat saya pertahankan sampai sekarang atau sebaliknya?
  • Pada saat ini, pertobatan dalam hal apa yang perlu segera saya wujudkan?

d. Doa Penutup

Ya TUHAN, aku/kami menyambut kelahiran Yesus Kristus dengan hati yang terbuka dan komitmen untuk mempersiapkan jalan hadirnya sang Juruselamat. Berkatilah aku/kami di dalam segala upaya yang telah aku/kami haturkan kepada-Mu. Amin.