-->

Telusur Jalan Keselamatan Malam Natal 2022


Malam Natal
24 Desember 2022

Sudah Siapkah Jalan Itu?

Lukas 1:67-80

a. Doa Pembuka

Ya Allah, Sang Kasih. Biarlah hati kami terbuka untuk menyambut firman-Mu dan izinkanlah kami meresapinya, serta mampukan kami untuk mewujudkannya. Di dalam nama Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.


b. Ilustrasi 1[3]

Dasrath Manjhi adalah seorang warga desa di daerah Bihar, India yang melakukan sebuah perubahan besar dan radikal meski awalnya terkesan cukup konyol bagi orang-orang disekitarnya. Tindakannya adalah membelah gunung menjadi dua! Ya, anda tidak salah baca, Manjhi memang membelah sebuah gunung yang memisahkan desanya dari lokasi dengan fasilitas kesehatan terdekat. Ia membelah gunung tersebut dengan hanya bermodalkan palu dan alat pahat. Tidak mengherankan bukan ia membutuhkan waktu hingga 20 tahun lamanya?

Upaya keras Majhi muncul sejak kematian istrinya, Falguni Devi, pada tahun 1959 akibat kekurangan penangan medis karena jauhnya jarak menuju fasilitas kesehatan. Pada saat itu, warga di desa tempat Manjhi bermukim harus berjalan kaki hingga 70 kilometer untuk mencapai fasilitas kesehatan terdekat karena dipisahkan oleh sebuah gunung yang membuat mereka harus berjalan memutarinya. Oleh sebab itu, pasca kematian sang istri, Manjhi tergerak untuk membelah gunung tersebut demi menghasilkan jalan pintas menuju fasilitas kesehatan. Meski awalnya ia dipandang remeh dan dianggap cukup ‘gila’, namun upayanya tersebut telah menghadirkan sebuah perubahan besar dan dampak yang signifikan bagi hidup bagi banyak orang, termasuk bagi mereka yang meremehkan upaya Manjhi. Pekerjaan 20 tahunnya itu telah membuat jarak menuju fasilitas kesehatan, yang awalnya perlu ditempuh sekitar 70 kilometer pun dapat dilalui hanya sejauh 1 kilometer.

Renungkan pertanyaan ini:

  • Menurut anda, apakah tindakan Manjhi patut untuk diperjuangkan?
  • Apakah anda sudah pernah melakukan sebuah perjuangan yang berdampak lebih besar bagi orang lain, bukan pada diri anda sendiri? Jika ‘Iya’ atau ‘Tidak’, mengapa?

3 Kisah ini dikutip dari https://www.indiatoday.in/education-today/gk-and-current-affairs/story/dashrath-manjhi-282520-2015-07-15


c. Telaah Firman

“…karena engkau akan berjalan mendahului Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya, untuk memberikan kepada umat-Nya pengertian akan keselamatan…”

Kalimat di atas adalah potongan dari seluruh rangkaian nyanyian syukur yang Zakharia lantunkan pasca lahir sang anak, Yohanes. Nyanyian syukur Zakharia merupakan luapan hati yang penuh sukacita atas tergenapinya nubuatan dari Malaikat TUHAN seperti yang tertulis dalam Lukas 1:16-17, “ia akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Allah mereka, dan ia akan berjalan mendahului Tuhan…dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya.” Nubuatan inilah yang secara lugas diulang oleh Zakharia melalui nyanyian syukurnya. Perbedaannya adalah kalimat ini sudah mengalami perubahan dari sebelumnya berupa nubuat yang telah tergenapi menjadi doa pengharapan atas hidup anaknya kelak. Nyanyian syukur dari Zakharia juga menjadi sesuatu yang sangat menarik dan dapat menjadi sebuah teladan iman yang sangat relevan untuk dimaknai oleh seluruh umat Tuhan dalam menyambut kelahiran sang Juruselamat, Yesus Kristus.

Kelahiran Yohanes dengan segala peristiwa mujizat yang Zakharia alami, yakni pada saat masa kebisuannya berakhir, telah menjadi pertanda kuat bahwa pembebasan dan penyelamatan akan segera terjadi. Sebagai seorang imam yang taat dan benar di hadapan TUHAN, Zakharia tentu sangat memahami dengan baik nubuatan mesianik yang terekam dalam sejarah bangsa Israel. Kemudian, sudah pasti ia sangat menghargai serta berpengharapan atas nubuatan tersebut. Oleh sebab itu, tidaklah berlebihan jika kita meyakini bahwa Zakharia pasti mengalami sebuah sukacita yang sangat besar, tidak hanya atas kelahiran sang anak lelaki, Yohanes maupun pulihnya kemampuan bicara pada dirinya, melainkan terlebih lagi atas penggenapan nubuat kedatangan sang Juruselamat. Itulah mengapa, pada bagian awal dari nyanyiannya Zakharia mengungkapkan kebahagiaan atas inisiatif Allah yang melawat[4] umat-Nya. Pernyataan ini merupakan sebuah luapan sekaligus kesaksian iman dari seorang Zakharia tentang hadirnya sang Juruselamat. Meski demikian, di dalam doa Zakharia kita justru melihat bahwa ia memilih untuk tidak merayakan sukacita itu secara egois.

Sahabat Alkitab, perenungan atas nyanyian Zakharia ini telah membawa kita pada sebuah pembelajaran iman bahwa menikmati sukacita atas lahirnya sang Juruselamat tidak semestinya dirayakan secara egosentris. Bahkan, perayaan kelahiran Sang Juruselamat idealnya diwujudkan melalui berbagai tindakan yang menunjukkan keterbukaan hati dan komitmen iman dalam memberikan upaya yang menghadirkan sukacita itu kepada dunia. Artinya, sukacita Natal merupakan luapan nyata dari setiap umat TUHAN yang bersedia melakukan karya nyata dalam menyambut hadirnya Yesus Kristus.

Doa dari Zakharia agar Yohanes, anaknya, mempersiapkan jalan bagi kehadiran sang Juruselamat sesungguhnya belumlah usai. Bahkan, secara lebih spesifik kita perlu menyadari bahwa mempersiapkan jalan bagi kedatangan Yesus Kristus tidak hanya menjadi tanggung jawab iman dari Yohanes Pembaptis, melainkan pada setiap umat TUHAN. Kita juga perlu menyadari bahwa di tengah dinamika kehidupan ini terdapat banyak ‘pekerjaan iman’ yang perlu kita upayakan untuk menghadirkan pengharapan dari sang Juruselamat. Terdapat banyak situasi konkret di tengah dunia yang memerlukan uluran ‘tangan-tangan’ yang bersedia untuk ‘meratakan’ jalan bagi kedatangan Yesus Kristus. Jadi, sudah siapkah jalan untuk menyambut kedatangan-Nya?


4dalam bahasa Yunani ditulis dengan menggunakan kata dasar ἐπισκέπτομαι yang berarti ‘mencari’, ‘mengunjungi’, ‘menemui’. Di dalam Alkitab TB 1974 digunakan kata ‘melawat’ untuk menerjemahkan kata tersebut. Salah satu keuntungan yang sangat bernilai dari penggunaan kata ini adalah terkandungnya nilai emosional di dalam sebuah tindakan kepedulian yang penuh inisiatif. Hal ini semakin menegaskan kondisi iman dan emosi Zakharia sebagai seorang imam yang takut akan Allah yang begitu merindukan penggenapan nubuatan mesianik (kedatangan Juruselamat). Baginya, tidak ada yang dapat melebihi penggenapan dari kehadiran Mesias yang dengan penuh kasih dan inisiatif.


d. Pertanyaan Reflektif

Silakan renungkan pertanyaan ini (apabila anda melakukannya secara komunal, maka setiap orang perlu memberikan pendapat sesuai perenungannya masing-masing). Berikanlah waktu yang cukup dan tidak terburu-buru.

  • Menurut anda, ‘jalan’ apa saja yang dapat anda persiapkan untuk menyambut lahirnya Sang Juruselamat?*

*ingatlah bahwa ‘mempersiapkan jalan’ yang kita renungkan pada hari ini menitikberatkan pada kesediaan dan komitmen upaya untuk dapat menghadirkan kabar baik kelahiran Kristus bagi dunia.


e. Ilustrasi 2

Bukalah video ini (jika mungkin untuk melakukannya)
https://youtu.be/O00JzLiMaPc

Program Satu Dalam Kasih atau SDK merupakan sebuah upaya konkret dari LAI untuk menghadirkan firman TUHAN bagi para umat TUHAN yang masih terlalu sulit untuk mendapatkannya. Terdapat banyak hambatan ‘jalan’ yang mereka temui untuk mengakses firman TUHAN, entah jalan secara harfiah, maupun jalan dalam artian kondisi perekonomian maupun jarak. Oleh sebab itu, keterlibatan dalam program SDK bukanlah sebuah partisipasi mensukseskan program sebuah organisasi, dalam hal ini LAI, melainkan sebuah upaya konkret untuk mempersiapkan jalan yang dapat dilakukan oleh setiap Sahabat Alkitab. Melalui program SDK, berarti kita sedang berupaya untuk mempersiapkan ‘jalan’, akses terhadap firman TUHAN bagi setiap umat yang begitu merindukannya.

f. Doa Penutup

Ya TUHAN, kami menyambut kelahiran Yesus Kristus dengan hati yang terbuka dan komitmen untuk mempersiapkan jalan hadirnya sang Juruselamat. Berkatilah kami di dalam segala upaya yang kami telah daturkan kepada-Mu. Amin.