Terdapat sebuah pepatah yang ingin menggambarkan sikap manusiawi yang kurang mensyukuri kondisi diri akibat tindakan membandingkan dengan kondisi orang lain. “Rumput tetangga lebih hijau dari rumput sendiri” menjadi wejangan untuk mengingatkan tentang betapa mudahnya manusia merasa iri terhadap sesamanya. Sikap membanding-bandingkan seperti ini tidak hanya berdampak buruk terhadap karakter tetapi juga pertumbuhan iman. Membandingkan diri dengan orang lain, apalagi jika sering dilakukan, akan semakin menyulitkan untuk mensyukuri dan menjalani hidup dengan nikmat penyertaan TUHAN. Kondisi yang serupa juga dipersaksikan oleh Daud melalui Mazmur pengajaran ini.
Daud menyadari bahwa, bagi orang yang sedang mengalami kemalangan, misal seperti dirinya, akan sangat mudah membandingkan diri dengan orang lain. Di dalam Mazmur ini, Daud bahkan menggunakan dua kelompok manusia yakni, yang fasik dan yang takut akan TUHAN. Ia memberikan himbauan yang cukup keras agar setiap orang yang takut TUHAN mengendalikan pikiran dan perasaan agar tidak muncul iri hati terhadap mereka yang fasik, sekalipun sedang berada dalam kemalangan dan mengalami kondisi yang lebih buruk dari orang fasik. Hal ini sangat penting bagi kehidupan beriman setiap umat percaya, karena apabila muncul iri hati atas kondisi hidup para fasik maupun cara pandang yang menganggap bahwa ‘rumput’ orang fasik lebih hijau dari ‘rumput’ sendiri berarti secara tidak langsung telah menyingkirkan peran dan penyertaan TUHAN dalam hidup setiap umat percaya.
Bagi Daud, hidup setiap umat yang berserah dan percaya kepada TUHAN selalu mendapatkan jaminan karena TUHAN tidak berdiam diri, melainkan selalu bertindak dalam kebenaran dan kebaikan. Hari ini kita pun belajar tentang pentingnya sikap bersyukur dan menjalani hari-hari dalam kesetiaan serta penyerahan yang utuh kepada TUHAN. Ketidaknyamanan tidak semestinya membuat kita iri dan meragukan kuasa penyertaan TUHAN.
Salam Alkitab Untuk Semua