Hari Sabat memang menjadi salah satu bahasan penting dalam Yudaisme maupun Kekristenan. Terdapat banyak nilai-nilai teologis yang memengaruhi banyak aspek beriman, bukan hanya sesuatu yang konseptual tetapi juga ke dalam kehidupan keseharian. Perintah untuk mengkhususkan hari Sabat dengan menghentikan seluruh aktivitas harian pun muncul dalam perikop ini. Umat Israel tidak dipersilakan untuk memungut roti manna pada hari Sabat dan ini pun tidak akan memengaruhi kebutuhan mereka. TUHAN memberikan sebuah pelajaran bahwa umat Israel tidak hanya membutuhan roti manna untuk memenuhi kebutuhan fisik mereka tetapi juga membutuhkan firman TUHAN untuk kebutuhan spiritualitasnya. Hal inilah yang tidak mampu dipahami oleh umat Israel hingga mereka memilih untuk melanggar firman TUHAN tersebut.
Perilaku umat Israel dalam perikop ini cukup mudah untuk dianggap sebagai sebuah kebebalan di hadapan TUHAN. Mungkin saja, ada di antara kita yang menyayangkan tindakan mereka karena melawan perintah TUHAN. Padahal, TUHAN sudah memberikan jaminan tentang makanan mereka selama hari Sabat, meski roti manna tidak akan muncul pada hari tersebut. TUHAN sudah memastikan bahwa kebutuhan mereka akan tetap terpenuhi sehingga mereka tidak akan kelaparan. Namun, toh ternyata tetap ada beberapa orang Israel yang berusaha mencari roti yang justru menimbulkan kegeraman pada TUHAN. Bersamaan dengan pengalaman bangsa Israel tersebut, bukankah kita juga sangat mudah untuk melakukan kesalahan yang serupa?
Sahabat Alkitab, kita perlu merendahkan hati untuk mengakui betapa mudahnya kita meragukan firman TUHAN atas pertimbangan dan pemikiran manusiawi. Seringkali kecemasan, kekhawatiran dan logika yang dihasilkan dengan tergesa-gesa justru membuat kita melawan perintah TUHAN. Bahkan, tidak jarang berkat yang sedang kita dapatkan justru berubah menjadi perangkap bagi iman kita akibat ketidakmampuan dalam menempatkan firman TUHAN sebagai bahan utama dalam menjalani kehidupan. Hal ini juga berlaku sebagai pengingat bagi setiap kita yang mulai kehilangan waktu untuk menikmati firman TUHAN karena merasa terlalu sibuk dengan aktivitas pekerjaan dan sebagainya.