Sahabat Alkitab, salah satu perilaku iman yang perlu diwaspadi adalah ‘kemanjaan beriman’, yaitu sebuah sikap yang menginginkan bahkan menuntut TUHAN untuk bertindak sesuai dengan permintaan atau keingingannya sendiri. Hubungan antara permintaan/doa dengan jawaban TUHAN memang selalu menjadi tema yang menarik nan misterius. Di tengah tuntutan dan kondisi diri sebagai manusia, kita pun memperlakukan TUHAN sebagai pihak yang harus bertindak sesuai dengan keinginan kita. Bahkan, tidak menutup kemungkinan kita dapat memosisikan TUHAN sebagai ‘agen’ yang akan mengabulkan permintaan ketika kita memberikan sejumlah hal kepada-Nya terlebih dahulu. Tentu saja hal ini menjadi model pemahaman dan sikap iman yang perlu dibenahi.
Catatan di dalam ayat 17 menjadi salah satu bagian dari firman TUHAN yang perlu mendapatkan perhatian khusus dalam membangun pemahaman iman yang bertanggung-jawab. Memang dikatakan bahwa TUHAN akan melakukan sesuai dengan perkataan atau permintaan Musa. Namun, ayat ini tidak dapat ditafsir sebagai bukti Alkitabiah bahwa TUHAN akan melakukan segala sesuatu yang diminta oleh manusia kepada-Nya. Terdapat beberapa hal yang perlu kita pahami terkait kemunculan ayat ini. Pertama, permintaan Musa yang muncul pada ayat-ayat sebelumnya merupakan harapan dari seorang manusia yang begitu merindukan serta membutuhkan penguatan yang berdasarkan kehadiran Sang TUHAN dalam hidupnya. Musa dan orang Israel sedang berada dalam sebuah fase kehidupan yang cukup kelam dan sulit untuk mereka hadapi. Keuda, permintaan Musa untuk dapat mengalami perjumpaan secara langsung dengan TUHAN bukanlah untuk memenuhi hasrat atau egonya sendiri, melainkan sebagai salah satu bentuk pertumbuhan keintiman relasi antara ia dengan TUHAN. Pada momen awal TUHAN mengutus Musa, ia begitu ketakutan hingga takut binasa karena telah berjumpa dengan TUHAN. Namun, sekarang ia justru begitu merindukan perjumpaan langsung dengan TUHAN.
Sahabat Alkitab, berdasarkan upaya singkat ini kita dapat mengambil pelajaran bahwa TUHAN selalu bertindak untuk mewujudkan kasih dan kepedulian-Nya, secara khusus bagi setiap pribadi yang merindukan kehadiran TUHAN. Hubungan yang kita bangun semestinya terjadi dalam ketulusan dan keintiman. Segala permintaan dan doa yang kita serahkan kepada-Nya pun semestinya disampaikan dalam kerendahan hati serta pengharapan yang penuh kepada TUHAN, bukan terjadi dalam paksaan demi pemenuhan hasrat pribadi.