Pesan yang disampaikan oleh Paulus kepada jemaat di Galatia, seperti yang muncul dalam ayat 6-10 ini, memang menunjukkan salah satu bentuk pergumulan yang muncul di dalam kehidupan persekutuan mereka. Lebih tepatnya, terdapat gerakan atau model pengajaran yang justru bertentangan dengan pengajaran yang telah diberikan oleh Paulus kepada jemaat tersebut. Pesan yang Paulus berikan ini sebenarnya tidaklah memiliki intensi untuk mengukuhkan peran dan dampak dirinya di tengah jemaat. Kritik keras yang Paulus sampaikan ini juga tidak bermaksud untuk meninggikan dirinya di tengah jemaat di Galatia. Intinya, Paulus tidak sedang memosisikan dirinya sendiri sebagai pusat perhatian dari seluruh kehidupan berjemaat di sana. Justru, ia sedang mengukuhkan pentingnya nilai pengajaran injil yang mengutamakan Kristus, bukan hal lain.
Nampaknya, muncul orang-orang yang berupaya untuk mendapatkan keuntungan pribadi dengan memanipulasi pengajaran injil. Alhasil, alih-alih mengutamakan Kristus, mereka justru mengalihkan perhatian iman jemaat kepada diri para pengajar yang manipulative tersebut. Itulah mengapa, Paulus memberikan kritikan keras mengenai perhatian utama dari pelayanan yang dikerjakan oleh para pengajar manipulatif tersebut, yaitu berpusat pada keuntungan dan kesenangan manusia bukan pada Allah. Itulah perbedaan besar antara pelayanan yang Paulus kerjakan dengan pelayanan yang dikerjakan oleh para pengajar manipulative.
Sahabat Alkitab, kritikan keras dari Paulus ini sebenarnya tidaklah berhenti bermakna bagi jemaat Galatia pada ribuan tahun yang lalu. Justru, kritik iman semacam ini idealnya selalu menjadi bagian dari perjalanan kehidupan setiap umat Tuhan. Pasalnya, sebagai manusia, entah sadar maupun tidak sadar, fokus iman kita sangat mudah untuk berubah. Kita yang semestinya selalu dan hanya berpusat pada Allah dengan memuliakan-Nya, justru bisa beralih pada upaya pencarian kenikmatan dan kesenangan manusiawi. Itulah mengapa, sungguh disayangkan ketika seorang umat Tuhan lebih mementingkan kenikmatan dirinya sendiri, dibanding kemuliaan Tuhan. Kritik ini pun tertuju bagi seluruh umat Tuhan dengan beragam peran yang ia miliki di tengah jemaat, entah mereka yang berperan sebagai pengjaran umat, petugas dan pelayan di gereja maupun anggota jemaat yang menjadi bagian dari seluruh kehidupan gereja. Jadi, silakan tanyakan pada diri sendiri: Apakah iman saya masih tertuju kepada Tuhan, atau sudah berlalih dari-Nya?