Banyak dari antara kita menyadari kebiasaan atau karakter buruk yang dimilikinya dan membangun sebuah kesadaran untuk berubah dari hal-hal tersebut. Namun sayangnya perubahan itu seringkali berhenti di tengah jalan. Mungkin kita kurang konsistensi dalam menjalani perubahan atau kita mengalami kebingungan akan apa yang harus dilakukan untuk berubah. Bagaimanakah memulai perubahan yang baik?
Raja Yosafat ingin melakukan perubahan dalam tatanan pemerintahan dan kehidupan masyarakat Yehuda. Bangsa ini telah lama menyimpang dari jalan Tuhan dan memilih untuk menyembah dewa-dewa lain. Bahkan penyimpangan ini juga terjadi di kalangan bangsawan, salah satunya adalah ibu suri kerajaan. Upaya “pembersihan” segera dimulai Yosafat, tetapi melarang dan menghukum orang yang menyembah dewa-dewa lain belumlah cukup. Orang-orang perlu dibangun kesadarannya sehingga saat memutuskan meninggalkan penyembahan terhadap dewa-dewa lain itu bukan karena paksaan siapapun melainkan lahir dari kesadaran.
Maka Yosafat menyuruh hamba-hambanya untuk mengajarkan Firman Tuhan ke seluruh Yehuda. Para pembesar-pembesar dan orang-orang Lewi diperintahkan untuk mengajarkan Taurat Tuhan kepada rakyat. Upaya ini dapat dipandang sebagai sesuatu yang revolusioner. Pada saat itu kemungkinan besar banyak orang tidak bisa membaca, hanya kaum rohaniwan atau para pembesar yang memiliki kemampuan tersebut. Maka proses pembelajaran secara lisan sangat diperlukan. Pengajaran yang dilakukan para pembesar ini juga merupakan sebuah bentuk kerendahan hati yakni saat para pemimpin mau melakukan interaksi dengan rakyat serta mengajarkan apa yang baik. Dari proses pengajaran inilah perubahan lambat laun bersemai dan kelak akan siap dituai. Tuhan memberkati orang-orang Yehuda dengan hikmat dan bimbingan-Nya.
Sahabat Alkitab, melalui firman Tuhan pada saat ini kita belajar bahwa firman-Nya lah yang membuat kita dapat mengetahui apa yang baik dan benar. Perenungan tersebut menjadi pemantik bagi lahirnya perubahan-perubahan yang baik dalam hidup kita. Perubahan tidak cukup hanya dengan kesadaran akan apa yang diubah, melainkan harus dimulai dengan bagaimana cara mengubahnya dan bagaimana kita melibatkan Tuhan dalam upaya tersebut. Sebagaimana Yosafat yang ingin mengubah watak dan karakter bangsanya dengan memulai dari mengajarkan Taurat Tuhan secara masif kepada masyarakat. Hal tersebut dilakukan agar rakyat Yehuda menyadari akan kehendak Tuhan dalam hidup mereka.