Hidup Yang Mengarah Kepada Tuhan

Renungan Harian | 14 September 2024

Hidup Yang Mengarah Kepada Tuhan

Pada masa kini berbagai media sosial seolah dipenuhi dengan konten yang mempromosikan sebuah gaya hidup berpusat pada harta, kuasa, dan pengakuan. Akibatnya banyak orang berusaha menampilkan citra diri tertentu agar memperoleh atensi dari para pengguna daring (netizen). Cara hidup serupa ternyata juga dijalani oleh umat zaman dahulu, dimana materi dan kedudukan menjadi sebuah tolok ukur ideal. Pemikiran demikian menimbulkan adanya sekat-sekat sosial yang menuntun orang-orang kaya kepada kesombongan, dan menimbulkan rasa rendah diri diantara sebagian umat yang hidup berkekurangan. Pemazmur menyadari bahwa situasi demikian dapat mempengaruhi seseorang dalam memandang tujuan hidupnya, mereka akhirnya terjebak pada fokus hidup yang keliru. Alih-alih menjadikan Firman Tuhan sebagai satu-satunya pedoman hidup, mereka justru mengandalkan hartanya. 

 

Pemazmur menyampaikan hikmatnya bagi semua orang, baik mereka yang kaya maupun miskin. Mereka harus mendengar dengan penuh perhatian, akal budi, dan pengertian. Pemazmur memberikan kesaksian hidupnya, sebagaimana manusia pada umumnya ia pun pernah mengalami ketakutan akan hari buruk yang menimpanya. Ketika tak berdaya melawan orang-orang jahat yang mengepungnya dan nyawanya terancam. Mereka adalah orang-orang yang mengandalkan hartanya, merasa memiliki kuasa terhadap semua orang yang dipandang lebih lemah darinya. Mereka terjebak dalam ilusi bahwa kekayaan duniawi dapat menjamin keamanan abadi. Mungkin pemikiran ini berasal dari pengalaman pada masa itu, khususnya tentang peraturan hukum. Pada masa lalu orang yang patut dihukum mati dapat dibebaskan dari hukuman dengan membayar uang tebusan atau uang damai. Namun jika ajal yang dihadapi, siapakah yang dapat bernegosiasi dengan memberikan uang tebusan? Allah tidak menerima uang, harga yang ditetapkannya melamaui batas kemampuan semua orang, sekalipun ia kaya dan berkelimpahan harta. Dengan demikian harta dan kuasa yang mereka miliki tak mampu menyelamatkannya dari kematian.

 

Sahabat Alkitab, mazmur hari ini mengajak kita untuk berefleksi, adakah terselip di hati kita sebuah ambisi untuk mengejar kekayaan dan kehormatan dunia melebihi keinginan kita untuk mengenal Tuhan dengan lebih dalam lagi? Pada sisi yang lain baiklah kita juga berefleksi atas kerja yang kita lakukan, sungguhkah kita memperlakukan kerja kita sebagai bakti kepada Tuhan melalui apa yang kita perbuat? Jangan-jangan kerja kita tidak dilakukan berdasarkan bakti yang benar kepada-Nya dan hanya sekedar sebagai sarana mengisi waktu kita. Syair dari pemazmur pada hari ini kiranya dapat meneguhkan langkah kaki kita dapat menjalani kerja dan mewujudkan hidup yang senantiasa bersyukur kepada-Nya.

Logo LAILogo Mitra

Lembaga Alkitab Indonesia bertugas untuk menerjemahkan Alkitab dan bagian-bagiannya dari naskah asli ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kantor Pusat

Jl. Salemba Raya no.12 Jakarta, Indonesia 10430

Telp. (021) 314 28 90

Email: info@alkitab.or.id

Bank Account

Bank BCA Cabang Matraman Jakarta

No Rek 3423 0162 61

Bank Mandiri Cabang Gambir Jakarta

No Rek 1190 0800 0012 6

Bank BNI Cabang Kramat Raya

No Rek 001 053 405 4

Bank BRI Cabang Kramat Raya

No Rek 0335 0100 0281 304

Produk LAI

Tersedia juga di

Logo_ShopeeLogo_TokopediaLogo_LazadaLogo_blibli

Donasi bisa menggunakan

VisaMastercardJCBBCAMandiriBNIBRI

Sosial Media

InstagramFacebookTwitterTiktokYoutube

Download Aplikasi MEMRA

Butuh Bantuan? Chat ALIN


© 2023 Lembaga Alkitab Indonesia