“Proses tidak mengkhianati hasil” adalah sebuah slogan yang kerap diucapkan untuk membangkitkan semangat bagi setiap orang yang sedang berupaya mewujudkan mimpi atau mencapai target hidupnya. Melalui pernyataan semacam ini, seseorang sedang diajak untuk terus mengingat bahwa segala sesuatu yang berkualitas tidak dapat dicapai secara instan. Persoalannya adalah pada masa sekarang, segala sesuatunya sudah dapat dilakukan dalam waktu yang singkat. Beragam hasil perkembangan teknologi ditambah kemajuan perkembangan Artificial Intelligence telah meningkatkan budaya instan pada manusia. Alhasil, banyak orang yang semakin enggan untuk berproses, namun ingin menikmati hasil yang tinggi. Mereka ingin mengalami dampak secara aktif, namun memilih untuk menjadi pasif dalam proses.
Pesan nubuatan yang terkandung dalam perikop ini pun mengajarkan umat Israel untuk berlaku aktif dalam berkat Tuhan. Nubuatan ini tidak hanya menghadirkan pesan pembebasan bagi seluruh umat Tuhan yang sedang berada dalam pembuangan. Mereka tidak hanya mendapatkan perkataan Tuhan yang penuh pengharapan dan keceriaan bahwa mereka akan kembali pulang serta membangun ulang hidupnya di tanah perjanjian. Mereka juga tidak hanya sekadar mendapatkan ketenangan untuk menjalani hidupnya dengan jaminan keamanan langsung dari Tuhan. Selain dari seluruh hal tersebut, perkataan Tuhan ini juga menampilkan situasi dan kondisi hidup pada saat umat Tuhan benar-benar menjalani hidupnya bersama dengan Tuhan. Lebih tepat lagi, pada saat mereka menjalani hidup secara aktif sebagai umat Tuhan untuk membangun kenyataan hidup yang penuh kebenaran dan kesetiaan. Itulah mengapa, pada ayat 8 Tuhan dengan sangat spesifik berkata, “…Mereka pun akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allah mereka dalam kesetiaan dan kebenaran.”
Perkataan ini semestinya membangkitkan kesadaran pada diri umat Tuhan bahwa hidup bersama Tuhan tidak sekadar menjadi pemeran pasif yang hanya menerima jaminan dan menikmati berkat Tuhan. Lebih daripada itu, setiap umat Tuhan perlu menjadi pelaku aktif untuk hidup dalam kebenaran dan kesetiaan sehingga situasi hidup yang penuh ketenangan dan keamanan itu pun dapat terus terjaga. Sungguh tidak bertanggunjawab jikalau kita hanya berkenan untuk menerima kelimpahan berkat Tuhan, namun enggan untuk berupaya mewujudkan respons iman yang layak sebagai umat-Nya. Padahal, nubuatan dari Tuhan ini tidaklah membimbing umat-Nya kepada situasi hidup yang pasif maupun membentuk iman yang egosentris dan narsis pada diri setiap umat-Nya. Justru, Tuhan sedang membawa kita untuk untuk berperan aktif mewujudkan kualitas diri sebagai umat yang setia dan benar di hadapan-Nya.