Dosa membuat kita rentan terhadap penggodaan. Begitu mudahnya kita terjerumus dalam dosa dan melupakan kasih setia Allah serta ketetapan-Nya yang menuntun kita ke dalam kebaikan. Inilah yang tergambar dalam dinamika relasi antara Allah dengan umat Israel.
Nehemia mengungkapkan pola relasi tersebut dalam sebuah siklus yang berulang, yakni dimulai dengan berkat Allah kepada umat-Nya, umat yang menikmati berkat lalu melupakan Allah, umat jatuh dalam dosa dan pemberontakan, Allah menghukum umat melalui musuh, umat berseru kepada Allah dalam penderitaan, dan Allah dalam kasih-Nya menyelamatkan mereka. Pola ini mencerminkan relasi umat manusia dengan Allah sepanjang sejarah. Manusia cenderung mendekati Tuhan hanya saat mengalami kesulitan, tetapi menjauh ketika hidup terasa nyaman. Siklus ini mengingatkan kita bahwa tanpa komitmen sejati, kita akan terus terjebak dalam pola yang sama.
Padahal dasar dari relasi antara Allah dengan umat-Nya merupakan sebuah perjanjian yang mengikat keduanya. Allah akan menjadi Tuhan bagi Israel, sementara umat diundang untuk memelihara perjanjian tersebut berlandaskan ketaatan kepada-Nya. Allah memang memegang perjanjian itu dan tetap setia untuk selama-lamanya. Sayangnya kitalah yang selalu mengingkari perjanjian itu. Namun Allah tidak pernah berhenti untuk menyatakan belas kasihan-Nya.
Sahabat Alkitab, marilah memegang teguh iman serta percaya kepada-Nya. Hidup berlandaskan perjanjian yang menjadi dasar relasi kita dengan Allah. Bertobatlah dari cara hidup yang hanya mengedepankan hawa nafsu semata. Mintalah hikmat Tuhan agar kita tidak terjatuh dalam penggodaan. Jangan merasa bisa melampaui semuanya berlandaskan kekuatan sendiri, seperti bangsa Israel yang berulang kali mengeraskan hati terhadap teguran Allah dan menolak untuk bertobat.