"... Allah saksinya!" Paulus dengan tegas mengungkapkan motif dari pelayanannya kepada jemaat di Tesalonika. Dia tidak melakukannya untuk mencari pujian manusia atau menyenangkan manusia. Tidak dengan bermulut manis, apalagi dengan menipu. Semata-mata ia memberitakan Injil hanyalah untuk menyenangkan hati Allah. Karena itu, ia menyerahkan segala motivasi hatinya untuk diuji oleh Allah, di hadapan-Nya ia tidak dapat berdusta dan tidak seorang pun dapat mendustai-Nya. Kelayakannya dalam memberitakan Injil Kerajaan Allah datangnya dari Allah sendiri.
Sahabat Alkitab, kejatuhan seorang pelayan Tuhan dimulai ketika ia mulai menerima dan menikmati puijian yang seharusnya ditujukan kepada Allah. Pelayan yang melayani dengan motivasi yang salah seperti mencari pujian manusia, mencari keuntungan pribadi, melakukan tipu daya entah dengan pengajaran atau kesaksian palsu, sungguh sangat tidak layak. Segala motivasi akan diuji oleh Allah, Ia tahu mana pelayan yang sungguh-sungguh adalah seorang hamba bagi-Nya dan mana yang ingin menjadi tuan serta mencuri kemuliaan-Nya. Paulus meneladani Yesus yang dalam pelayanan-Nya di bumi hanya bertujuan agar Allah Bapa dipermuliakan, juga tidak mencari pujian manusia melainkan pujian dari Bapa-Nya (Yoh. 17:4). Tidak ada yang lebih berkesan bagi Tuhan kita selain dari hamba-hamb-Nya yang melayani Dia dengan tulus dan murni.
Adakah kita menemukan diri kita memiliki motivasi yang demikian dalam melayani Tuhan? Mintalah Allah menguji dan memurnikan kita.
Salam Alkitab Untuk Semua