Yakub dan kesebelas anak tentu memiliki kambing domba, jumlahnya mungkin saja cukup banyak, namun pasti tidak ada orang yang dapat hanya makan daging setiap hari, mereka membutuhkan gandum juga. Kanaan yang juga dilanda musim kesukaran sudah pasti tidak lagi memiliki cadangan gandum, bahkan jika Yakub mau menukarnya dengan kambing domba miliknya. Karena itu ia menyuruh sepuluh anaknya pergi ke Mesir membeli gandum karena kabar yang ia dengarkan atas kelimpahan di sana. Mungkin tujuannya, semakin banyak yang pergi maka semakin banyak pula gandum yang dapat dibeli. Yakub dan sepuluh orang anaknya tidak tahu bahwa di Mesir, Yusuflah, anak yang pernah diabaikan mimpi-mimpinya bahkan dibuang dan dijual, yang menjadi gubernur dan yang membuat Mesir memiliki cadangan gandum.
Sahabat Alkitab, apa yang terjadi atas Yakub dan anak-anaknya dapat diibaratkan seperti orang yang menjilat ludahnya kembali. Mungkin dalam kehidupan kita, pernah kita melakukan hal serupa, yaitu "membuang" orang yang sebenarnya akan sangat kita butuhkan. Hanya karena ia berbeda dengan kita, tidak sepaham dan sejalan, lalu kita mengabaikan atau membuangnya. Padahal mungkin saja, pemahamannya lebih tinggi dan lebih bernilai daripada kita, dan langkahnya telah jauh lebih maju daripada kita sehingga membuat perbedaan yang tidak kita sukai karena tidak terpahami dan tidak pula dapat kita jangkau, baik oleh pikiran maupun oleh kemampuan kita. Jika pada akhirnya kebaikannya menarik kita untuk harus datang kepadanya, alangkah baiknya jika kita mau mengakuinya untuk memperoleh kebaikan yang pernah kita tolak itu.
Bagaimanapun juga, mutiara akan tetap menjadi mutiara dan tetap bernilai meskipun kita membuangnya ke dalam lumpur.
Salam Alkitab Untuk Semua