ALKITAB

Lembaga Alkitab Indonesia selalu mendukung kebutuhan rohani anda, termasuk di dalam pembacaan Alkitab digital maupun harian. Mari bersama menumbuhkan iman kita kepada Tuhan.

Renungan Harian Jumat, 12 Agustus 2022

Renungan Harian Jumat, 12 Agustus 2022

Bukan Sekadar Pujian

Kidung Agung 4:1-4

Apakah anda pernah mendengar anekdot yang menunjukkan kisah cinta sepasang oma-opa yang lupa akan nama? Mari saya ceritakan sedikit. Terdapat sepasang oma-opa yang sudah berumah tangga selama 45 tahun. Pada suatu hari, salah seorang cucu merasa begitu kagum terhadap kemesraan opa terhadap oma yang selalu memanggilnya ‘cantik’. Sang cucu pun bertanya kepada Opa, “Opa, gimana sih rahasianya Opa bisa selalu romantis sama Oma? Aku selalu dengar Opa panggil Oma dengan sebutan ‘cantik’.” Kemudian, sembari mendempetkan tangan ke dekat mulutnya sang opa menjawab dengan pelan, “kamu jangan tanya di depan oma ya. Opa lupa namanya siapa.” Cerita ini sudah cukup banyak beredar yang mungkin juga memiliki beberapa versi. Meski hanya sebuah lelucon, namun kita dapat menemukan sebuah upaya relasi dalam bentuk pujian sebagai luapan cinta dari si Opa yang sudah mulai pikun. Dialog dalam bacaan Kidung Agung hari ini pun memberikan kita sebuah pelajaran yang jauh lebih mendalam mengenai pujian sebagai luapan cinta.
Empat ayat dari pasal 4 yang kita baca hari ini menampilkan bentuk pujian yang lebih spesifik merujuk kepada anggota tubuh. Namun, apakah pujian itu berhenti pada persoalan fisik? Bukankah keindahan fisik akan memudar dengan seiringnya waktu? Kalau begitu, apakah ini berarti ungkapan cinta pasangan Kidung Agung menjadi lemah?

Kita perlu menyadari bahwa cukup banyak penggunaan kata dalam Kidung Agung yang memiliki nilai filosofis maupun teologis yang menyejarah dalam kehidupan bangsa Israel. Salah satunya adalah mengenai penggunaan ‘menara Daud’ untuk menggambarkan leher dari mempelai perempuan. Di dalam kerangka berpikir manusia modern, yang tidak terikat secara kultur dengan bangsa Israel kuno, kita sangat mungkin akan merasa kesulitan untuk memahami penggunaan kata tersebut sebagai gambaran keindahan seorang perempuan. Namun, di dalam pengalaman bangsa Israel kuno ‘menara Daud’ adalah simbol dari kejayaan dan kemakmuran bangsa tersebut. Hal ini juga tidak dapat dilepaskan dari kualitas relasi antara bangsa Israel dengan TUHAN yang terjalin dengan sangat erat. Artinya, di dalam pujian yang sedang diberikan oleh mempelai pria terdapat nilai pengalaman dan pemaknaan iman dalam pengharapan akan hubungan yang sedang mereka jalani.

Sahabat Alkitab, hari ini kita belajar bahwa setiap kata pujian yang diberikan akan sangat membangun nilai relasi, bukan sekadar menyenangkan hati melainkan juga menghadirkan pengharapan dalam berkat TUHAN. Hal ini secara khusus akan sangat berdampak bagi mereka yang menjalani hubungan suami-isteri, maupun dalam hubungan dengan orang-tua, anak, bahkan sahabat karena setiap pujian memiliki kuasa ketika itu diberikan dengan pemaknaan akan nilai dan pengharapan di dalam TUHAN.